Menjadi Ibu yang hemat, cermat, dan bijak itu paduan
yang keren. Namun, era digital yang “easy
touch and click” melalui
beragam aplikasi, menyodorkan tantangan tersendiri bagi
para Ibu untuk bisa menjadi hemat,
cermat, sekaligus
bijak. Bayangkan, sekarang segalanya serba mudah hanya dengan menyentuh layar gadget untuk berbagai keperluan -- mulai dari mobile banking sampai online
shopping. Belum lagi digital
marketing saat ini sangat massive dan
menawarkan ‘value’ yang menggiurkan kepada
customer termasuk para Ibu.
Peserta workshop dari Hijaber Moms Community (HMC) berfoto bersama narasumber Suci Utami |
Didukung oleh meluasnya
penggunaan social media sebagai alat
pendongkrak pemasaran, semua kemudahan itu jangan sampai menjerumuskan para
Ibu. Ibu era digital perlu sadar bahwa kemajuan
dan perubahan yang terjadi ini menuntut adanya terobosan agar tidak terjerumus
menjadi konsumtif. Bukan berarti jadi pelit loh Bunda, atau jadi anti terhadap
online shopping. Itu sih
ngga bijak namanya. Sebab suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, nafas aplikasi
online
itu akan merambah berbagai
aspek kehidupan kita, karena kita menjejakkan kaki di
era ini.
Jadi, yang dibutuhkan
para Ibu saat ini adalah terobosan untuk bisa menciptakan pilihan menjadi
subjek di era digital. Menjadi subjek,
artinya sebagai Ibu aktif mengambil
peran dan melakukan tindakan, bukan hanya pasif menerima semua
yang ditawarkan dari kemudahan era digital.
Bagaimana caranya
untuk menjadi hemat, cermat, sekaligus bijak di era serba aplikasi ini?
Suasana workshop "The Smarter Way to Be a Modern, Dinamic, and Millenials Mom" (29/7) |
Setelah Saya mengikuti
Workshop “The Smarter Way to Be a Modern,
Dynamic, and Millenials Mom” di Menara 77 Jakarta (Sabtu, 29 Juli 2017 lalu), Saya menangkap setidaknya ada 3
terobosan yang penting
kita
lakukan sebagai Ibu di era digital ini. Workshop yang Saya ikuti ini juga diikuti para Ibu
dari komunitas Hijabers Mom Community, Wajah Bunda Indonesia, Blogger Crony,
Blogger Perempuan, Beauty Picnic, dan Hijab Motion. Kami semua sejumlah 28 orang berkesempatan
mendengarkan sharing dari narasumber
Suci Utami yang juga seorang influencer/blogger/
dan mompreneur sekaligus pengenalan platform e-commerce dari Shopback.
Narasumber Suci Utami menyampaikan sharingnya kepada peserta workshop |
Nah, untuk bisa jadi hemat, cermat sekaligus bijak,
ketiga terobosan cerdas (smart
breakthrough) yang perlu dilakukan para Ibu adalah :
1.
Smart
Mompreneur
2.
Smart
Momtizen
3.
Smart
Modern Learner
Kita tilik yuk satu persatu, yaaaa:
1. Smart
Mompreneur
Menjadi ibu pengusaha yang cerdas (smart mompreneur) adalah
terobosan pertama yang perlu dilakukan. Kenapa kita sebut ini sebuah
terobosan?... Sebab, untuk berani memulai menjadi seorang mompreneur itu ternyata tidak mudah lho Bunda. Perlu nyali besar
dan motivasi yang kuat, juga revisi mindset
(pola pikir). Apalagi buat para Ibu yang
sehari harinya bekerja kantoran sebagai karyawati dan telah terbiasa menerima
penghasilan rutin dari gaji. Begitupun
para ibu rumah tangga yang terbiasa dengan penerimaan rutin dari gaji suami.
Pasti deh berpikir dan berjuang keras untuk memulai usaha dan menjadi seorang mompreneur.
Namun, terobosan ini sangat berpengaruh lho Bunda
untuk membuat para Ibu menjadi lebih hemat, cermat, dan bijak. Mengapa? Karena dengan memulai sebuah usaha,
seorang Ibu selain akan mendapatkan penghasilan berupa materi (uang) juga akan
terlatih untuk berpikir, merencanakan, menetapkan target, serta mengevaluasi. Di samping itu juga membuat para Ibu menjadi
lebih peka untuk berinovasi dan menerima wawasan baru di bidang yang
berhubungan dengan usahanya.
Para peserta workshop dari berbagai komunitas ibu |
Menurut Suci Utami, seorang mompreneur di bidang fashion, di era digital ini saat internet sudah
menjadi kawan akrab sehari-hari dalam aliran informasi, sangat disayangkan
kalau para Ibu tidak mau mencoba untuk menjadi mompreneur. “Banyak sekali
peluang yang dapat ditangkap para Ibu dari dunia online untuk dijadikan usaha,”
ujar Suci.
Menjadi mompreneur dengan memanfaatkan kemudahan era
digital, menurut Suci, layak dilakukan oleh semua tipe Ibu, mulai dari Ibu
pekerja kantoran, ibu rumah tangga, bahkan mereka yang secara ekonomi sudah
dicukupi seluruh kebutuhannya oleh kepala keluarga.
“Berbeda rasanya lho apabila kita mencoba
sebuah usaha dan memperoleh hasil berupa uang lalu kita belanjakan untuk
keperluan kita sendiri, dibandingkan dengan uang yang didapat dari suami. Ada kepuasan tersendiri,” papar Suci.
Peserta workshop yang aktif bertanya dan menjawab quiz mendapat kenang-kenangan dari Shopback |
Nah, ketika mencoba menjadi seorang mompreneur, kita akan merasakan
bagaimana tantangan dalam sebuah usaha dan kedewasaan kita dalam menghadapinya.
Cermat, hemat, dan bijak sudah pasti.
Kita akan semakin menghargai nilai uang, karena kita paham untuk
mendapatkan uang yang halal itu tidak selalu sederhana. Kita akan lebih bijak
dan cermat dalam berhitung dan menggunakan uang untuk keperluan. Kita akan belajar bersikap hemat karena
terlatih membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan.
Salah satu peluang pemula menjadi mompreneur/ blogpreneur di
bidang bisnis verbal dengan memanfaatkan perkembangan teknologi adalah menjadi
penulis lepas di komunitas The Smarter Way yang digagas Shopback. Siapa tahu
kelak bisa jadi penulis terkenal dan menerbitkan banyak buku lho Mom.
Nah, sebuah terobosan yang cerdas bukan?.... Coba yuk
Mom….. Bidang usaha lainnya bisa dipilih sesuai dengan hobi Ibu dan jangan lupa
gunakan kemudahan era online seperti social media marketing untuk mendukung
usaha Ibu. Siapa tahu bisa jadi
pengusaha besar di waktu yang akan datang.
2.
Smart Momtizen
Apa itu smart
momtizen?... Momtizen diambil dari kata Mom (Ibu) dan Netizen (orang-orang
yang secara aktif terlibat di komunitas online
atau internet umumnya). Jadi, momtizen bisa
diartikan sebagai para ibu yang aktif terlibat di komunitas online atau internet pada umumnya.
Kebanyakan dari kita mungkin adalah momtizen ya…. Tapi apakah kita sudah menjadi momtizen yang
smart?....
Momtizen yang cerdas adalah para ibu yang dalam aktivitas
onlinenya memberikan solusi dan pengaruh yang positif kepada sesamanya, juga
mampu menggunakan kemudahan online
untuk kebaikan keluarga dan masyarakat. Menjadi momtizen
yang cerdas
adalah terobosan yang perlu kita lakukan untuk menjadi lebih hemat, cermat, dan
bijak di era digital.
Momtizen yang smart
akan menggunakan kemudahan menelusur informasi di dunia online untuk menghadapi permasalahan dalam pengasuhan anak-anaknya
mulai dari masalah kesehatan, psikologi, pengembangan diri, pendidikan usia
dini, dan lainnya. Smart momtizen memotivasi penggunaan internet untuk hal-hal yang
bermanfaat, dan tetap mengkombinasikan metode offline untuk menyempurnakan. Misalnya, untuk melatih anak disiplin
antri kita tetap harus membawa anak-anak kita ke tempat umum untuk praktek. Apalagi untuk para anak tunggal yang di rumah
tidak pernah merasakan antri.
Untuk hemat dan cermat, Suci memberikan sebuah tips
menjadi momtizen agar tidak terjerumus menjadi konsumtif atau
boros. “ Sebaiknya, jumlah saldo
rekening yang memiliki fasilitas mobile
banking dibatasi jumlahnya, jangan terlalu banyak. Karena secara psikologis kita akan merasa
aman terus berbelanja online ketika
saldo rekening kita itu masih cukup banyak,” kata Suci.
Nah, cobalah sekarang kita berupaya menjadi momtizen yang
cerdas agar dapat lebih hemat, cermat, dan bijak di era digital.
3.
Smart Modern Learner
Kita mungkin memiliki definisi yang berbeda-beda
tentang apa itu ibu yang modern. Namun,
pada workshop bersama Shopback Suci menawarkan satu definisi ibu modern yang
dikemukakan Regina King.
“A
Modern mom to me is not always someone that juggles a career and family. A modern mom is a woman who takes care of
herself on the inside and the outside “ --
Regina King.
Narasumber sharing tentang Ibu Modern |
Jika merujuk pada definisi ini, kita belum menjadi Ibu
yang modern apabila belum mampu
menjaga diri luar dalam, sekalipun kita telah mencapai kecemerlangan di karir
maupun keluarga. Nah, menjaga diri luar
dan dalam ini sangat luas maknanya, termasuk di dalamnya kita telah mengenali
diri kita sendiri, menggali potensi, dan berkarya dengan cara cara yang
ma’ruf. Kita menjaga diri karena
menghargai diri kita sendiri sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang terus tumbuh
dan berusaha menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Nah, menjadi ibu modern sekaligus pembelajar yang
cerdas adalah terobosan selanjutnya yang wajib dilakukan. Pembelajar cerdas /smart learner artinya sebagai Ibu kita
wajib punya keinginan belajar yang tinggi di jalan yang tepat. Sebab, dunia terus berubah dan tidak ada yang
statis. Apabila kita berhenti belajar,
kita akan tertinggal di belakang, tidak mampu menjadi subjek yang berperan
namun hanya menjadi objek bahkan korban.
Saat ini dunia online
semakin berkembang. Inovasi baru terus
bermunculan. Suatu saat di awal masa online
shopping, yang ditawarkan adalah harga yang lebih murah. Lalu, persaingan semakin ketat, saat ini
bukan hanya harga kompetitif yang ditawarkan beragam market place , tetapi juga kemudahan transaksi, kecepatan layanan,
dan kelengkapan produk kebutuhan. Istilahnya, mau beli apapun ada. Mau jasa apapun, dilayani.
Platform Shopback |
Namun sekarang, muncul platform baru yang menawarkan value
lebih dari semua itu. Cashback. Untuk semua pembelanjaan. Value inilah yang ditawarkan oleh
Shopback. Melalui aplikasi, cashback yang diperoleh dapat
diakumulasikan dan ditransfer ke rekening customer
setelah waktu tertentu. Customer dapat menggunakan akumulasi cashback itu untuk berbelanja ataupun
tidak.
Apabila kita tidak mau menjadi ibu modern dan
pembelajar yang cerdas, mungkin kita hanya akan menjadi penonton saja terhadap
semua perkembangan era digital yang terjadi ini. Tapi sebagai ibu modern yang mau terus
belajar dengan cerdas, adanya perkembangan ini kita transfer menjadi
kebermanfaatan bagi kita dan keluarga.
Kuncinya, kita bersikap terbuka terhadap perubahan yang terjadi, namun
tetap harus cerdas memilah mana yang prioritas untuk dilakukan dan mana yang
belum. Jadi, Ibu harus bisa menjadi pengambil keputusan, subjek untuk
menentukan tindakan. Tanpa menjadi pembelajar, hampir tidak mungkin bukan?...
Nah, pada akhirnya, menjadi ibu pembelajar modern yang cerdas akan menjadi
terobosan untuk bisa lebih cermat, hemat, dan bijak menentukan pilihan pilihan
di era serba aplikasi digital ini.
Bagaimana Ibu, jika dirasa ketiga terobosan itu baik,
mari kita coba terapkan. Semoga kita
semua bisa jadi Ibu yang lebih baik dari waktu ke waktu. Tetap semangat Mom! (Opi).
Tidak ada komentar
Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel ini. Silakan tinggalkan jejak di komentar dengan bahasa yang sopan. Mohon tidak meninggalkan link hidup. Terima kasih.