Tiga Sebab Ibu Indonesia Memilih Produk “KITA”


Sehat, Berkualitas, dan Terjangkau.  Para Ibu Indonesia sedianya akan memilih produk pangan untuk keluarganya yang memenuhi tiga kriteria itu.  Betul, Bu?.....

Petang, after office hour. Gores lembayung di ufuk Barat menyapa saya ketika keluar dari gedung kantor. Seperti biasa, dengan langkah cepat sepasang kaki beralas sepatu pantofel krem datar ini menerabas halaman parkir lewat pintu gerbang samping. Di sana, pengemudi ojek daring sudah menunggu.  Siap melaju menuju Stasiun Tebet.  Selanjutnya Kereta Rel Listrik (KRL) Commuterline yang penuh sesak akan membawa saya pulang sampai ke Depok.  

Petang itu seperti petang yang lalu-lalu. Lalu lintas padat. Kereta penuh sesak oleh penumpang. Bedanya, kali itu semangat untuk segera tiba di rumah lebih menggebu.

Anak sulung sudah beberapa kali menelepon sejak sepulangnya dari sekolah. “Bu, kangen pisang goreng nih. Tapi yang digoreng sendiri,” katanya via telepon. Ibu langsung tanggap deh, bahwa si buah hati ingin bersama ibunya sore-sore makan pisang goreng yang dibuat sendiri. Bukan yang dijual abang-abang gitu.

Beragam Produk "KITA"
Foto: Febinanto Satrio Anggoro 
Kalau sudah ditelepon anak seperti itu, ibu manapun pasti akan meleleh.  Langsung semangat pool supaya pekerjaan segera selesai, minimal menunjukkan progress berarti.  Sehingga ketika sore tiba, semangat deh pulangnya. 

Rasanya ingin segera tiba di Stasiun Depok Lama. Kaki yang terbiasa ligat ini akan segera lompat dari kereta ke peron stasiun. Di luar stasiun ke arah jalan raya, penjual pisang kepok kuning langganan tersenyum lebar menyambut calon pembeli.

Tidak pakai lama, sesisir pisang kepok kuning yang pas matangnya segera berpindah ke tangan saya. Besar, padat, dan mantap! Ditukar dengan selembar rupiah berwarna hijau bertuliskan angka 20.000.  Karena sudah langganan, penjual pisang itu tidak pernah kasih mahal atau bohong. 

Minyak Goreng Kita dan Terigu Kita
Foto: Novi Ardiani
Saya tidak perlu lagi mampir membeli tepung terigu dan minyak goreng untuk membuat pisang goreng yang diminta si sulung.  Karena di dalam tas ransel saya, bersama laptop dan tetek bengeknya, sudah ada Tepung Terigu Kita kemasan 1 kg dan Minyak Goreng Kita kemasan pouch 1 liter yang saya bawa dari kantor.  

Memilih Produk “KITA”

Saya bekerja di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengurusi Logistik Pangan Pokok. Perum BULOG. Sudah 13 tahun saya bekerja di sini, dengan beragam dinamika. Produk pangan Perum BULOG bukan hanya beras seperti yang selama ini dikenal masyarakat.

Direktorat Komersial di tempat saya bekerja kini telah dan masih akan terus mengembangkan produk pangan dengan merk “KITA”.  Khusus untuk keluarga Indonesia.  Mulai dari beras, gula pasir, minyak goreng, tepung terigu, dan daging beku.  Beberapa komoditi pangan lainnya akan menyusul. 

Presiden RI Joko Widodo bersama Direktur Utama Perum BULOG Djarot Kusumayakti
meninjau stok produk KITA di Gudang BULOG
Foto: Humas Perum BULOG
Barangkali, ibu-ibu di Indonesia selama ini mengenal BULOG hanya karena beras Raskin/Rastra ya?  BULOG sekarang sudah bertransformasi. Bukan hanya melaksanakan tugas Pemerintah dalam penyaluran beras untuk keluarga pra sejahtera, loh Bu. BULOG juga menjual produk komersial melalui jalur penjualan langsung dan distributor untuk berbagai komoditi pangan.  Saya, salah satu ibu Indonesia yang menggunakan produk KITA milik BULOG.  

Presiden RI dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI 
memegang Beras Kita untuk Beras Keluarga Indonesia  
Foto : Humas Perum BULOG 

Sebuah alasan emosional sebagai keterikatan dengan produk “KITA”, membuat saya ringan hati membelinya di outlet di Rumah Pangan Kita (RPK) di dekat kantor.  Serta,  membawanya pulang dalam ransel meskipun berat.  Itu ransel saya gendong dari kantor di Kuningan, Jakarta Selatan sampai ke rumah di Depok. Selalu begitu. 

Sama dengan petang itu. Setengah jam sebelum adzan maghrib berkumandang, saya menjejak teras rumah dengan selamat. Mba asisten dengan sigap sudah menyambut.  Tanpa banyak cakap langsung ambil alih mengeksekusi pembuatan pisang goreng.  Sementara saya bisa membersihkan diri untuk segera bisa bonding dengan anak-anak.  Semua ibu yang bekerja kantoran paham ya rasanya.   

Pisang kepok kuning siap digoreng
Foto: Novi Ardiani
Kebahagiaan itu sederhana saja kok Bu. Pulang kerja disambut riang anak-anak, lalu bercengkerama menikmati sore dengan pisang goreng yang dibuat sendiri, priceless. Apalagi pisang gorengnya dibuat dengan tepung terigu dan minyak goreng yang merupakan produk di tempat saya bekerja. Seperti mengikat diri dengan emosi.

“Bu, kata Bu Guru kita ngga boleh banyak-banyak makan gorengan ya bu. Tapi aku suka banget pisang goreng dari pisang kepok yang ibu pilih. Legit,” kata si sulung.  Saya tersenyum.  “Iya, sebaiknya kita membatasi makan goreng-gorengan apalagi yang dibeli sembarangan di pinggir jalan.  Lebih baik kita buat sendiri, sesekali saja,” jawab saya sambil mengunyah pisang goreng. 

Ini dia hasilnya pisang kepok kuning yang digoreng dengan
Terigu Kita dan Minyak Goreng Kita untuk cemilan sore
Foto: Novi Ardiani

“Jadi kalau buat sendiri, gapapa bu?” tanyanya lagi.

“Boleh, tetapi ya tetap tidak boleh berlebihan. Segala sesuatu yang berlebihan kan tidak baik.  Kalau buat sendiri, kita bisa pilih bahan-bahan yang sehat dan berkualitas.  Pisangnya, terigunya, minyaknya,” lanjut saya.  

Si sulung mengangguk-angguk.  Melihatnya mimiknya yang tampak ingin tahu lebih banyak, saya lanjut menjelaskan. “Minyak gorengnya juga tidak boleh kita pakai berulang-ulang. Karena, kalau dipanaskan berkali-kali dengan suhu tinggi lemaknya akan berubah jadi lemak trans yang tidak sehat buat tubuh kita nak. Ikatan-ikatan molekul kimia pada minyak itu juga akan lepas jika dipanaskan terus dan akan membentuk senyawa yang karsinogenik,” papar saya.  

Ibu masih ingat lah sedikit-sedikit materi kuliah Biokimia dan Kimia Organik yang dulu dipelajari saat kuliah.  Saya tidak menyebut istilah teroksidasi dan sejenisnya karena paham banget bahwa anak kelas 3 SD belum belajar reaksi Redoks (Reduksi-Oksidasi).  Istilah karsinogenik pun mungkin masih asing baginya. 

“ Karsinogenik maksudnya apa Bu?”  Nah benar kan, si bocah bertanya demikian. 

“ Karsinogenik itu maksudnya memiliki sifat dapat menyebabkan penyakit kanker, nak,” jawab saya.

Lalu, dia lanjut tanya, “Jadi kalau kebanyakan makan gorengan, bisa sakit kanker?” 

Waaah, jadi panjang nih percakapannya.  Ibu-ibu Indonesia juga mengalami seperti saya kah? Pastinya yaaaa.... pertanyaan anak-anak usia Sekolah Dasar memang tiada ujung kan. Saya punya kunci untuk mengakhiri percakapan ini dengan smooth dan lanjut ke sholat Maghrib. 

“Iya nak, berpotensi untuk kanker.  Ibu punya bukunya, kamu baca ya. Sekarang kita sholat Maghrib yuk,” ajak saya.  Dan malamnya sebelum tidur, dia akan menikmati reading time untuk menjawab segala rasa ingin tahunya.  

Sehat, Berkualitas, dan Terjangkau 

Pisang goreng yang kami buat sore itu adalah perekat hati ibu dan anak.  Permintaan yang sederhana dari anak yang seharian ditinggal ibu kerja. Ibu pun jadi punya moment untuk attachment dengan anak. Kenapa saya memilih untuk membeli dan memilih sendiri pisang kepok kuning di stasiun? Itu karena keinginan memberikan yang terbaik buat keluarga. 

Beragam Produk KITA
Foto : Febinanto Satrio Anggoro

Begitu pula kenapa saya memilih menggunakan Tepung Terigu Kita dan Minyak Goreng Kita, karena saya mengupayakan yang terbaik buat keluarga. Kualitas dan harganya masuk akal bagi saya sebagai manajer keluarga. Hehehe.  

Begitu pula untuk beras dan gula pasir.  Walaupun keluarga kami tidak terlalu banyak mengkonsumsi beras dan gula, pilihan akhirnya jatuh pada Beras Kita dan Gula Manis Kita. Saya menggunakan Beras Kita Premium Super Kepala untuk konsumsi sehari-hari, termasuk untuk membayar zakat fitrah. 


Beras Kita produksi Perum BULOG ini adalah beras produksi dalam negeri varietas IR 64. Setelah dimasak sesuai anjuran, tekstur nasinya pulen.  Kadar amilosanya relatif rendah (kurang dari 20%) dan amilopektinnya lebih tinggi, sehingga legit rasanya. Beras Super Kepala ini butirannya 95% utuh (broken sekitar 5%) sehinga tampilannya sebelum dan sesudah dimasak sangat cantik. 


Beragam Produk KITA
Foto: Desi Aryani
Selain varian Premium Super Kepala juga ada varian kualitas medium dan Pandan Wangi.  Untuk kualitas medium, sebetulnya berasnya sama hanya lebih banyak butiran patahnya.

Beras Kita dikemas dalam tiga pilihan kemasan, yaitu 5 kg dalam kantung non woven plastik press, serta kemasan 10 kg dan 25 kg dalam kantung woven plastik. Beras Kita cocok sekali menjadi Beras Keluarga Indonesia karena tersedia dalam beragam kualitas dan kemasan sesuai dengan selera keluarga Indonesia. Harganya pun terjangkau, relatif di bawah harga beras-beras merk lain dalam kualitas sekelasnya. 

Dalam ilmu pemasaran, produk kebutuhan rumah tangga digolongkan pada low involvement product.  Maksudnya adalah barang-barang yang tidak memerlukan pemikiran yang mendalam untuk membuat keputusan membeli. Contohnya logistik pangan sehari hari seperti beras, tepung terigu, minyak goreng, dan gula pasir.

Seringkali, buat kita para Ibu, merk bukanlah pertimbangan utama untuk barang-barang kebutuhan ini. Ibu-ibu sih maunya yang sehat, berkualitas, dan terjangkau.  Betul begitu bu?....

Beras Kita dan komoditi pangan sehat-berkualitas-terjangkau
dapat dibeli di Rumah Pangan Kita (RPK)
Foto: Novi Ardiani 
Tak heranlah kalau setiap ada turun harga untuk produk pangan, maka produk yang harganya paling terjangkau dengan kualitas yang kurang lebih sama dengan sekelasnya, itulah yang masuk ke keranjang belanja untuk dibeli.

Berbeda dengan barang-barang yang sifatnya high involvement product, yaitu barang-barang yang membutuhkan pemikiran lebih mendalam sebelum diputuskan untuk dibeli. Misalnya, gadget, perhiasan emas, kendaraan roda dua dan empat. Merk akan jadi pertimbangan penting ketika kita akan membeli barang jenis ini. 

Jadi, tentunya ada sebab khusus bagi kita para Ibu Indonesia untuk memilih produk tertentu.  Untuk bahan pangan keluarga, Ibu Indonesia cenderung mengutamakan yang sehat, berkualitas, dan terjangkau. 


Sehat artinya aman dikonsumsi keluarga dari sudut pandang kesehatan baik jangka pendek maupun jangka panjang.  Berkualitas artinya kualitas produk tersedia dalam beragam kualitas yang sesuai dengan kebutuhan. Terjangkau artinya terjangkau dari segi harga maupun ketersediaannya. 

Jika kemudian saya memilih Beras Kita, Minyak Goreng Kita, Terigu Kita dan Gula Manis Kita untuk keluarga, itu semata mata karena tiga kriteria sehat, berkualitas, dan terjangkau itu terpenuhi di produk KITA.  

Memilih yang Terbaik sesuai Kebutuhan 

Ibu Indonesia  sudah pasti akan memilihkan yang terbaik bagi keluarganya. Saya pribadi, sebagai ibu sekaligus Manajer Keuangan Keluarga, berusaha mengatur pengeluaran sebijak mungkin. Dengan menggunakan produk KITA, saya bisa menekan pengeluaran rutin logistik pangan untuk dialihkan ke kebutuhan pengeluaran yang lain.  Misalnya untuk membeli buku bacaan berkualitas dan menambah budget untuk rekreasi. Benefitnya double kan, kebutuhan pangan berkualitas terpenuhi, kebutuhan suplemen otak dan piknik juga terfasilitasi.  

Ibu Indonesia yang berbisnis makanan (rumah makan, restoran, catering, dan lainnya) juga pastinya akan memilih pangan terbaik untuk konsumennya. Jika Ibu-Ibu memerlukan informasi produk dan harga lebih lanjut, dapat menghubungi kontak person di Direct Selling pada banner di bawah ini.

Mari bergabung dengan Kemitraan BULOG
Foto: Direct Selling Perum BULOG 

Kebijakan harga produk KITA tidak sama di tempat-tempat yang berbeda di seluruh Indonesia. Hal ini dipengaruhi oleh biaya distribusi dari gudang dan Distribution Centre hingga ke outlet-outlet penjualan. Namun, kualitasnya sama. Kini menjadi tantangan bagi Perum BULOG agar ketersediaan produk KITA ini bisa dinikmati oleh seluruh keluarga Indonesia hingga ke pelosok negeri. 

Varian lain dari merk Beras Kita, beras merah kemasn vakum 1 kg
Foto: Novi Ardiani
Untuk beberapa wilayah, produk KITA sudah dapat ditemui di Transmart dan Alfa. Outlet RPK yang merupakan kemitraan Perum BULOG dengan masyarakat juga menyediakan produk ini.  Saya juga membelinya di RPK. Ibu-ibu yang berminat untuk menjalin kerjasama kemitraan RPK juga bisa kok, karena kemitraan ini sifatnya umum.  

Varian lain dari merk Beras Kita, beras milky kemasan vakum 1 kg
Foto: Novi Ardiani
Saya bersyukur, sebagai Ibu Indonesia diberikan kemampuan untuk memilih yang terbaik bagi keluarga.  Setiap Ibu pun pasti akan begitu.  Bukankah demikian, Bu?....  Dan sebagai Ibu Indonesia, saat terlelap di tidur malam saya sering memimpikan hal yang sama, yaitu produk KITA bisa dinikmati oleh keluarga Indonesia hingga ke pelosok negeri, bahkan bisa mendunia. Semoga. (Opi) 

** Foto-foto adalah koleksi Desi Aryani, Febinanto Satrio Anggoro, Direct Selling Perum BULOG, Humas Perum BULOG, koleksi pribadi penulis. 

Tidak ada komentar

Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel ini. Silakan tinggalkan jejak di komentar dengan bahasa yang sopan. Mohon tidak meninggalkan link hidup. Terima kasih.