“Sembilan bulan masa kehamilan dan dua tahun di kehidupan awal buah hati adalah masanya saya merasakan gairah dan kerempongan sekaligus. Menakjubkan berpadu melelahkan. Kaya warna penuh dinamika. Kesadaran bahwa pada masa itulah kualitas kehidupan anak akan terbentuk untuk masa depannya, membuat saya semangat jadi ibu pembelajar.”
Saya belajar realistis. Sebagai ibu bekerja ranah publik yang sering ditinggal suami dinas lintas benua, saya harus berdamai dengan kenyataan. Harus mandiri. Belajar dari kehamilan pertama yang gugur di bulan keempat, pada kehamilan kedua dan ketiga saya semakin terlatih. Terutama untuk soal asupan nutrisi.
Tubuh mengolah energi dari asupan makanan. Makanan bergizi lengkap melalui pola makan tepat adalah modal kuat untuk #1000HariPertamaAnanda yang prima. Selain asupan gizi, pola pengasuhan dan sanitasi yang baik juga penting di #1000HariTerbaik. Kualitas hidup anak ditentukan pada 1000 hari pertama kehidupannya, yaitu 270 hari dalam kandungan dan 730 hari setelah dilahirkan ke dunia (usia 2 tahun).
Saat menuliskan ini, anak-anak saya sudah berusia 10 dan 6 tahun. Keduanya bersekolah di Sekolah Dasar dan tumbuh sehat. Alhamdulillah. Kilas balik 1000 hari pertama kehidupan mereka menjadi bagian perjalanan hidup saya sebagai ibu. Meski jauh dari sempurna, menerapkan pola makan paripurna untuk 1000 hari pertama kehidupan tetap membekas lekat.
Pola makan paripurna ala saya adalah pola makan lengkap. Maksudnya, kandungan nutrisi diusahakan selengkap yang dibutuhkan oleh ibu dan bayi. Komposisinya diusahakan seimbang, meski sederhana dari bahan-bahan lokal yang mudah diperoleh di sekitar. Selain nilai gizi, waktu dan cara makan diupayakan senyaman mungkin. Supaya, ibu dan bayi tidak merasa terpaksa dan akhirnya tubuh malah menolak.
Inilah yang saya lakukan selama 1000 hari pertama kehidupan :
Selama hamil, saya upayakan makan sedikit-sedikit tetapi sering. Buah dan sayur jadi porsi terbanyak dimakan setiap hari. Ke kantor, saya berbekal buah. Buah apapun dilahap, terutama buah lokal yang sedang musimnya. Lebih hemat namun tetap sehat. Saat kehamilan ketiga, saya kebetulan sedang kuliah Pascasarjana. Ke kampus pun berbekal buah.
Selain buah dan sayur, dua gelas susu sehari adalah minuman wajib. Ibu hamil dan menyusui butuh lebih banyak Kalsium untuk pembentukan tulang bayinya. Kalsium yang paling mudah diserap tubuh adalah Kalsium dari susu. Selain itu, saya juga patuh meminum suplemen Kalsium dari dokter kandungan.
Selama hamil, sebisa mungkin dibatasi makanan yang mentah, diawetkan, manis, dan asin. Banyak minum air mineral tentunya, walau ini membuat saya jadi sering buang air kecil. Kopi dan minuman bersoda termasuk yang dihindari, walau sesekali masih. Untuk asupan protein, saya yang tidak terlalu suka hewani jadi lebih banyak pilih nabati.
Intinya, saat hamil saya berusaha makan dengan nyaman agar manfaatnya terasa. Tahu membatasi diri dan tidak berlebihan. Demi si jabang bayi.
Pola Makan untuk Asupan Gizi Bayi Usia 0 sampai dengan 6 bulan
Terbaik untuk masa ini adalah Air Susu Ibu (ASI). Tidak perlu makanan lain untuk bayi selama 6 bulan awal kecuali ASI sesuka bayi. Agar ASI berkualitas, saya perhatikan asupan nutrisi dan cukup istirahat. Kegagalan ASI eksklusif pada anak pertama, membuat saya lebih gigih pada anak kedua. Bergabung di Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) membantu saya memperluas wawasan perihal menyusui.
Salah satu bahan edukasi AIMI yang menjadi pemacu semangat saya semangat mengusahakan ASI eksklusif untuk bayi Sumber: AIMI |
Terpenting adalah niat awal dan persiapan yang mantap. Mulai dari memilih Rumah Sakit yang pro Inisiasi Menyusui Dini (IMD), rawat gabung setelah melahirkan, dan fokus menyusui bayi sejak awal kehidupannya. Untuk ibu kantoran seperti saya, dari awal sudah disiapkan dana untuk membeli pompa ASI terbaik dan perlengkapan penyimpanan ASI perah.
Pedoman Memberikan ASI dari Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) yang jadi panutan saya Sumber : AIMI |
Saya mulai menabung ASI perah dua pekan setelah melahirkan. Tiga bulan cuti melahirkan digunakan seefektif mungkin untuk menyusui bayi secara penuh. Juga, perlahan-lahan mengajari pengasuh untuk merawat bayi sebagaimana yang saya lakukan. Terutama agar pengasuh memahami pola makan bayi. Lalu, saat mulai masuk kantor, sudah tersedia tabungan ASI perah di freezer untuk mendukung niat ASI eksklusif enam bulan.
Selama menyusui bayi di enam bulan awal, saya dipantang makan telur, kacang, seafood, dan susu sapi maupun turunannya. Sebab, menurut dokter anak, ternyata bayi saya alergi. Jika saya makan makanan tersebut, ASI yang diberikan ke bayi akan mengandung pencetus alergi itu dan membuatnya jadi merah-merah, gatal, dan sesak napas. Ini masa-masa yang membuat saya harus putar otak supaya dengan keterbatasan menu yang ada tetap terpenuhi asupan nutrisi. Syukurlah, bisa!
Pedoman Pelekatan dengan Bayi yang menjadi pedoman saya selama masa breastfeeding Sumber: AIMI |
Pola Makan untuk Asupan Gizi Bayi Usia 6 bulan sampai dengan 1 tahun
Pola makan untuk bayi yang saya terapkan pada masa ini adalah tiga kali makan utama, dua kali cemilan, dan ASI sesuka bayi mau. Semua bahan masih dihaluskan dan perlahan ditingkatkan teksturnya seiring usia. Porsi buah dan sayur tetap yang terbanyak.
Saya tidak memberikan ikan laut dan telur pada bayi karena alergi. Sebagai sumber protein, dokter menyarankan daging, ayam, ikan patin dan ikan air tawar lainnya secara bergantian.
Variasi bahan makanan utama saya padu dari bahan yang mudah didapat. Beras merah, labu parang, kacang hijau, bahkan ubi dan singkong. Berbagai macam sayur dan buah lokal saya perkenalkan pada bayi pelan-pelan untuk melihat reaksi penerimaannya. Kuncinya memang sabar dan telaten.
Pedoman Memerah dan Menyimpan ASI yang menjadi acuan saya selama masa breastfeeding Sumber: AIMI |
Makanan untuk bayi tidak saya beri gula dan garam. Memperkenalkan rasa alami kepada indera pengecap bayi akan membentuk persepsi tentang standar rasa asin dan manis hingga dewasa.
Pada usia ini, bayi sudah saya perkenalkan makanan kasar untuk merangsang pertumbuhan gigi. Alerginya mulai berkurang, makin toleran terhadap makanan yang semula dipantang. Meskipun, saya tetap berhati-hati.
Di usia ini, bayi sudah mulai minum susu UHT plain sebagai tambahan. Saya berhenti memerah ASI ketika usia bayi sudah 1,5 tahun dan masih tetap menyusuinya secara langsung
Lembar pedoman dari AIMI yang menjadi wahana pencerahan wawasan saya tentang menyusui Sumber: AIMI |
Memberikan ASI penuh lebih dari 2 tahun dan memanfaatkan bahan pangan lokal yang sederhana dan sehat namun bergizi lengkap adalah pilihan saya agar bayi tumbuh sehat prima. Bisa menyusui bayi secara esklusif selama enam bulan dan dilanjutkan tiga setengah tahun pada anak kedua, sambil tetap bisa bekerja dan kuliah adalah anugerah indah bagi saya. Hampir tak percaya telah melewatinya.
Tips Sukses Menyusui yang menjadi acuan saya Sumber: AIMI |
Tuhan Maha Baik, dua tahun pertama kehidupan anak-anak saya dilalui penuh makna. Atas anugerah tidak terkira, saya merasa perlu untuk terus bersyukur dengan tidak berhenti belajar memahami anak-anak di masa pertumbuhannya. Hingga kelak mereka mandiri. 1000 hari terbaik mereka semoga terus baik selamanya. (Opi)
Tulisan yang menarik. Semoga sukses mba.
BalasHapusWah makasih informasinya, Mbak. Padat dan informatif banget. Kebetulan anakku masih 5 bulan dan masih ASI eksklusif, jadi aku dapat pelajaran juga dari tulisan ini. Semoga sukses di kompetisi menulisnya yaa :)
BalasHapusKeren mba... Sukses y mba
BalasHapuswaaah infonya bermanfaat dan lengkap sekali, terima kasih mba
BalasHapus