2 Cara Melatih Kreativitas di Era Peradaban VUCA



Halo pembaca terkeren dan terkece... 

Pagi ini Kamis 4 Februari 2021, saya berkesempatan mengikuti webinar Sharing Knowledge Mania (SKM) bersama BULOG Corporate University.  Bersama 99 peserta lainnya dari seluruh Indonesia bersama-sama kami belajar untuk berlatih berpikir serta bertindak kreatif dalam tajuk webinar "Creativity in Times of VUCA".  

Pastinya semua sudah akrab dengan istilah VUCAVolatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity.  VUCA bukan untuk ditakuti, tapi dihadapi dengan terobosan kreativitas.  



Berpikir dan bertindak kreatif sudah menjadi tuntutan wajib di era peradaban VUCA.  Dunia kini telah semakin menjadi lebih Volatile (bergejolak), Uncertain (tak pasti), Complex (rumit) dan Ambigu (tidak jelas).  VUCA ini terjadi di berbagai bidang kehidupan, menyebabkan disrupsi mengemuka tidak pandang bulu. Tidak dapat dihindari oleh siapapun.  

Tanpa kreativitas, kita mungkin tidak akan bisa bertahan di era peradaban VUCA.  Kreativitas kita dalam berpikir dan bertindak dibutuhkan untuk menghasilkan solusi dan terobosan bagi permasalahan yang dihadapi. 

Karena itu, kita perlu melatih kreativitas diri. Meskipun secara ilmiah ditemukan bahwa kreativitas manusia menurun seiring bertambahnya usia, namun kabar baiknya adalah kreativitas dapat dilatih.  

Jadi, yang terpenting adalah kemauan diri untuk berlatih berpikir kreatif agar dapat menghasilkan solusi dan terobosan bagi masalah yang kita hadapi.  Walaupun usia sudah tak muda lagi, kemauan keras untuk berlatih kreatif akan membuat kita terbiasa berkreasi tanpa batas.


Cara melatih kreativitas dilakukan dengan dua cara yaitu :


1.  Membiasakan berpikir dengan kalimat pertanyaan :  “Dengan Cara Apa Saya Dapat ……….?”  Sehingga kita bisa bertanya pada diri kita setiap menemukan suatu masalah.  




Misalnya pengeluaran rumah tangga semakin membangkak sementara pendapatan tidak bertambah. Pertanyaan;” Dengan cara apa kita dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga?”  dan pertanyaan ,” Dengan cara apa kita dapat menambah penghasilan rumah tangga?”  akan menuntun kita membuat alternatif-alternatif tanpa batas.  


Pertanyaan tersebut akan mentrigger otak kita untuk memikirkan berbagai jawaban sebagai alternatif solusi yang bisa diterapkan.




2.  Memberlakukan Mekanisme Berpikir GREEN LIGHT dan RED LIGHT.

GREEN LIGHT maksudnya kita berpikir untuk memberikan alternatif jawaban  tanpa dibatasi oleh apapun.  Sebebas-bebasnya berpikir sehingga sebanyak mungkin jawaban dapat dihasilkan.  Tidak peduli apakah jawaban tersebut aneh, sulit, atau terdengar tak mungkin.  Semua jawaban hasil pikiran bisa ditampung lebih dulu. 

RED LIGT maksudnyaa kita memilah jawaban dari hasil mekanisme berpikir Green Light dengan memberlakukan pembatasan misalnya pembatasan norma, kesehatan, sumber daya atau pembatasan lain yang menjadi syarat.  

Dengan mekanisme Red Light ini dapat dipilah jawaban kreatif yang kualitasnya sesuai dengan yang dibutuhkan.  Walau kuantitasnya akan berkurang, namun kreasi yang didapat akan lebih sesuai dengan yang dibutuhkan.  RED LIGHT berguna dalam pengambilan keputusan, karena sudah tersaring pemikiran kreatif yang bisa masuk dalam batasan untuk pengambilan keputusan.  




Mekanisme GREEN LIGHT dan RED LIGHT harus dilakukan secara terpisah.  Logikanya seperti ketika lampu lalu lintas merah dan hijau berlaku secara bergantian.  

Dengan mekanisme berpikir ini, maka kreasi akan dihasilkan sebanyak banyaknya dan sesuai dengan kebutuhan.  Kita jadi terbiasa berpikir secara kreatif.

Dari SKM  ini saya belajar bahwa kreativitas bukanlah sesuatu yang susah.  Asalkan kita mau peka terhadap masalah yang terjadi di sekeliling, dan berlatih berpikir kreatif, maka kreativitas itu akan muncul terus. 

Sebuah contoh kreativitas dari masa lalu yang bisa kita ambil hikmahnya adalah dari kisah TEH BOTOL SOSRO.  Dari satu masalah bisa muncul beragam kreativitas yang pada prosesnya membuat TEH BOTOL SOSRO menjadi sangat dikenal. 

Berawal dari permasalahan antrian saat cicip rasa teh, hingga minuman tersebut akhirnya dimasukkan dalam botol, merupakan perjalanan berpikir kreatif.  Kalau tidak ada masalah antrian saat cicip rasa, mungkin kita tidak menemukan adanya minuman teh yang dijual dalam botol. 



Pada akhirnya, kreativitas bukan hanya menyelesaikan masalah-masalah kehidupan, tapi juga bisa meningkatkan kualitas kehidupan.  Kreativitas itu dihargai sangat mahal, dan bisa dijual sebagai bentuk hasil karya.  

Contohnya di Jepang, orang bisa berkreasi menghasilkan semangka berbentuk kotak yang dijual seharga 5 kali lipat dari semangka bulat.  Kreativitas berikutnya, mereka menghasilkan semangka berbentuk hati yang dijual seharga hampir 8 kali lipat dari semangka bulat.  Selain memberikan pendapatan yang lebih besar, juga memacu kreativitas lebih banyak orang. 





Setelah mengikuti webinar ini, saya jadi lebih mantap untuk selalu berlatih berpikir kreatif dan menularkannya kepada orang-orang terdekat.  Kamu juga yaaaa.....Semangat !!!  (Opi)


2 komentar

  1. Pernah ada yg bilang, dalam kondisi kepepet ato tertekan, otak manusia bisa bekerja LBH kuatbdari biasanya sehingga muncul pemikiran kreatif :D.

    Aku sendiri tipe yg dlm kondisi sulit, justru bisa berfikir LBH bnyak, drpd saat di kondisi normal :).

    Mungkin udh insting manusia juga, utk mempertahankan diri di saat sulit ya mba :).

    Tapi bagus lah. Seperti masa pandemi ini aja, banyak usaha2 baru bermunculan , yg kebanyakan utk adaptasi dengan kondisi sekarang :)

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel ini. Silakan tinggalkan jejak di komentar dengan bahasa yang sopan. Mohon tidak meninggalkan link hidup. Terima kasih.