Tiga Sentuhan Kecil yang Melambungkan Produktivitas



Warna, nada, dan benda mungil yang fungsional adalah tiga sentuhan kecil yang sudah terbukti mampu membantu melambungkan produktivitas versi saya. Betul? Iya. Walaupun untuk tetap produktif saya harus berpegang teguh pada prioritas tugas dan disiplin waktu, tapi tetap butuh sentuhan kecil yang membantu melejitkannya. 

Warna warni, bunyi nada, dan benda mungil yang fungsional baik secara terpisah maupun bersamaan punya pengaruh yang kuat untuk saya sepanjang waktu bekerja! Warna warni membuat saya bersemangat, sementara irama nada dari alunan musik bisa membangkitkan suasana hati lebih bersahabat. 

Benda mungil fungsional khususnya note mini dan kalkulator “CASIO My Style” tidak boleh ketinggalan di setiap waktu kerja. Yang ini harus, karena pekerjaan saya sehari-hari di kantor kait berkait dengan urusan angka dan nominal uang. Begitu pula di rumah, saya butuh kalkulator untuk mengkalkulasi  keuangan rumah tangga. 

Penampakan meja kerja saya 

Untuk urusan hitung menghitung cepat dengan kalkulator, saya percayakan Casio sejak masih duduk di Sekolah Menengah.  Kenapa? Karena sudah sangat terpercaya, dibuat oleh perusahaan Jepang yang telah berdiri sejak tahun 1946 dan merupakan perusahaan pertama yang merilis kalkulator di dunia.  Jadi, saya yakin bahwa pengembangan teknologi kalkulator memang milik Casio.

Selain itu, belakangan ini saya kepincut dengan seri keluaran baru “Colorful Calculator” dari Casio yang diberi tajuk CASIO My Style, karena so colorfull!! Warna warninya semarak sekali. Saya langsung membeli yang warna ungu, sesuai dengan warna style saya dong. Kalkulator mini warna ungu ini sukses membangun mood saya selama berjibaku dengan pekerjaan. Imut dan segar. 

Anda juga bisa membeli #CasioMyStyle melalui link ini  https://www.mataharimall.com/p-9604/colorful-casio-calculator . Bisa dipilih sesuai dengan warna style anda masing-masing kok.  Sebelumnya, bisa dicek dulu apa sih warna style anda di www.knowyourcolor.id.  Oya,  ada diskon khusus dengan menggunakan kode promo ini : CASIOBLOGAG59. Kode promonya bisa langsung dimasukkan ke kolom yang diminta dan otomatis akan muncul potongan harga saat pembayaran.  Dicoba ya.

Bisa tes warna diri kita di situs ini dengan menjawab pertanyaannya

Style saya sendiri rada unik, kalau bisa dibilang begitu. Ketika mencoba mencari tahu style saya melalui situs www.knowyourcolor.id dengan menjawab kuisioner yang ada di dalamnya, ternyata hasilnya menunjukkan bahwa saya manusia ungu. Hehehe.  Ungu tuh agak unik karena para pribadi dengan warna ungu ternyata bersifat misterius, kadang sangat tertutup dan bisa jadi sangat moody tergantung lingkungan di sekitarnya. 

Saya tergolong makhluk dengan warna ungu
Nah, ketiga setuhan kecil yaitu warna-nada-benda mungil fungsional ternyata sangat membantu  membuat mood saya jadi bagus sepanjang dibutuhkan, he he he.  Bagi saya, antara mood dan produktif itu dua hal yang bertaut dan saling mempengaruhi. Mood yang bagus akan memompa diri untuk produktif.  Walaupun bukan orang yang sangat moody (tergantung hawa sekitar juga), tapi saya merasa cukup penting untuk menjaga mood tetap bagus dan up

Setiap orang punya style atau gaya sendiri yang unik.  Walaupun mungkin kita punya konsensus yang sama tentang makna sebuah produktivitas, tetapi tiap orang akan punya sudut pandang yang berbeda menurut versinya. Sehingga, cara masing-masing untuk meningkatkan level produktivitasnya juga akan beraneka. Saya punya definisi produktivitas khusus versi diri sendiri, dan punya cara sendiri juga untuk melambungkannya. Saya percaya orang lain juga begitu. 

Benda kecil fungsional yang penting bagi saya

Produktivitas Versi Saya

Produktif bukan semata mampu menghasilkan sesuatu lho. Produktivitas versi saya lengkapnya bisa dibaca di sini (Enam Tips Asyik Jadi Produktif Versi Kamu).  Bagi saya, menjadi produktif itu bukan hanya diukur dari hasil dan manfaat kerja/karya bagi khalayak. Produktif yang sejati lebih menekankan pada kebermanfaatan yang dihasilkan melalui proses pembelajaran.  Proses pembelajaran ini khas untuk tiap individu di setiap proses kerjanya. 

Saya termasuk orang yang percaya bahwa kinerja seseorang bukan semata dinilai dari hasil, namun juga proses. Sejatinya, proses tidak akan pernah mengkhianati hasil, percaya deh. Kalau kita menikmati proses, tahap demi tahap, hasilnya akan terasa lebih bermakna. Sebab, dari awal kita sudah menetapkan tujuan yang jelas tentang hasil apa yang ingin diraih, akan dicapai dengan cara apa, dan dalam waktu berapa lama.  

Nah, ketika kita bisa fokus tahap demi tahap, mengatur prioritas, tidak terdistraksi, menikmati rehat dan mampu mengemas hasilnya dengan unik, naaah…. dijamin akan terasa maknyus deh di akhir. 

Sumber Gambar: Casio Calculator Indonesia 

Produktif yang begini yang saya sebut sebagai produktif versi diri sendiri. Versi anda.  Versi saya.  Uniknya, ada di proses pembelajaran saat proses kerja tiap individu.  Nah, ini pasti beda-beda deh. Sesuai dengan keunikan cara kerja masing-masing.  Sama sekali tidak bisa disamakan antar individu.  Jadi, tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain.  Bandingkan saja pencapaian diri sendiri saat ini dengan pencapaian diri di waktu sebelumnya. Jadi, kita bisa objektif mengukur produktivitas diri sendiri. 

Menikmati proses pembelajaran dalam bekerja dan berkarya akan membuat kita mampu memetik hikmah penting di tiap proses sehingga bisa lebih waspada di periode berikutnya.  Bukan tidak mungkin, akan membuat kita bisa jadi lebih produktif dan bahagia karena setiap proses dapat kita nikmati dengan berdaya. 

Lebih produktif menurut versi saya bukan sekedar bertambahnya kuantitas hasil kerja dan imbalan materi.  Tetapi lebih dari itu, lebih produktif bermakna lebih jauh apakah saya bisa memberikan manfaat lebih, nilai tambah kepada khalayak, dan kepuasan di atas rata-rata dari hasil kerja atau karya.

Tiga Lahan Produktif : Kantor, Rumah, Dunia Maya (Blog) 

Pakem utama untuk produktif buat saya ada dua hal, yaitu prioritas tugas dan disiplin waktu.  Sebagai seorang ibu dua orang anak yang bekerja di kantor delapan jam kerja setiap hari (kadang lebih), saya punya tiga lahan produktivitas nih.  Di kantor, di rumah, dan di dunia maya (blog). 

Di kantor, sudah pasti harus bisa produktif dalam bekerja.  Ukurannya sudah jelas, semua hal yang menjadi tugas saya harus bisa diselesaikan tepat waktu. Seakurat mungkin. Seakuntabel mungkin. Produktivitas di ranah kerja ini sangat dipengaruhi oleh sistem dan koordinasi antar dan inter personal.  Sedapat mungkin, saya berusaha untuk mengasah keterampilan komunikasi antar dan inter personal supaya produktivitas saya terjaga.  Kalau masalah sistem, itu sudah given ya, di luar kontrol saya.

Sumber gambar:  Casio Calculator Indonesia
Di rumah, saya punya prioritas untuk menghasilkan “sesuatu” yang bisa mendukung anggota keluarga (terutama anak-anak) lebih bersemangat dan tumbuh dengan bahagia dari waktu ke waktu.  Ukuran produktif di rumah adalah bisa mendorong anggota keluarga terutama anak-anak mempelajari hal-hal menyenangkan yang bermanfaat setiap hari. Agak absurd ya. Saya termasuk ibu yang suka mendorong anak-anak untuk menikmati setiap proses sebagai proses belajar.  

Sedapat mungkin saya tekankan kepada anak-anak bahwa sepanjang hidup kita belajar di Universitas Kehidupan.  Jangan takut membuat kesalahan, asalkan dari kesalahan itu kita bisa belajar untuk memperbaiki di tahap berikutnya.  Sehingga, kita akan menjadi pribadi yang lebih baik hari demi hari. 

Di dunia maya, saya punya tanggung jawab untuk produktif menulis di blog. Nah ini nih yang paling sulit.  Sejauh ini, saya sering meleset untuk bisa produktif menulis.  Selain karena memang masih terpikir bahwa menulis adalah hobi, maka saya belum bisa profesional dan benar-benar serius berkarya. Biasanya, saya baru terpacu menulis ketika menghadapi kejenuhan di ranah pekerjaan kantor atau di rumah.  Saya masih perlu mental yang lebih terasah nih untuk bisa produktif menulis secara profesional. 

Ketiga lahan produktivitas itu memang tidak bisa mulus sempurna dijalani.  Hampir tidak mungkin bagi saya untuk produktif di ketiganya dalam waktu bersamaan! Iya lah, saya kan bukan Wonder Woman.  Saya menetapkan skala prioritas untuk produktif. Pekerjaan kantor dan urusan anak-anak masih saya letakkan di prioritas utama yang saling mengkompensasi.  Sementara urusan blogging/ dunia maya dan produktivitas menulis masih berada di prioritas berikutnya.  

Bunga ungu itu harus ada di meja kerja saya 

Jadi, apabila ada tawaran pekerjaan menulis yang sekiranya akan berbenturan dengan pekerjaan kantor atau kepentingan domestik, saya tidak menerimanya. Namun, seringkali saya juga menyesal sih, setelah menolaknya.  Karena setelah dipikir-pikir sebetulnya bisa saja kalau mau lebih “kenceng lari”. Nah, kembali lagi produktif ini ke soal prioritas.  

Kadang, saya kurang yakin apakah saya bisa lari lebih kencang. Sesekali saya ambil tes percobaan.  Uji coba lari lebih kencang ceritanya.  Saya terima job menulis bersamaan dengan pekerjaan kantor sedang padat.  Walhasil saya kelelahan dan butuh sepanjang akhir pekan beristirahat mengembalikan energi tubuh. 

Produktif menurut saya kadang kala harus dibedakan antara produktif bekerja dan produktif berkarya.   Meskipun prosesnya tidak bisa kita pisahkan antara bekerja dan berkarya.  Prosesnya sejalan, tapi hasilnya beda jika dilihat dari imbal balik materi yang didapat. Dalam bekerja, produktif akan berdampak pasti pada hasil materi.  Sementara, dalam berkarya tidak selamanya demikian.  

Ada kalanya ketika kita berkarya (menghasilkan karya yang betul-betul sesuai dengan idealisme kita), kita justru mengeluarkan modal termasuk materi yang tidak terhitung.  Semua terbayarkan puasnya ketika karya itu hadir dan kemudian bermanfaat bagi banyak orang, sekalipun tidak berbalik dalam bentuk materi untuk diri kita sebagai pencipta karya. 

 Casio My Style warna ungu kesayangan saya
Contohnya seorang penulis.  Ketika ia bekerja menulis sesuai dengan tugas yang diberikan kepadanya, dia mendapat imbalan jasa.  Produktivitasnya dari bekerja ini akan berbuah materi. Hasil kerjanya juga berupa karya. Berupa tulisan.  Dia bekerja sekaligus berkarya. 

Tetapi pada saat sang penulis menerbitkan sendiri buku yang merupakan buah pikirannya dan buku itu tidak banyak dibeli orang, dia mungkin tidak mendapatkan imbalan materi dari hasil karyanya itu.  Imbalannya mungkin dalam bentuk yang lain seperti kepuasan batin dan kebermanfaatan hasil karyanya untuk publik.  

Contoh lainnya, misalnya fotografer.  Fotografer bekerja memotret objek dan dibayar dari hasil kerjanya.  Namun ketika sang fotografer menghasilkan karya yang tidak bersifat komersial, bahkan mengeluarkan banyak biaya untuk menghasilkan karya itu, dia tidak mendapat imbalan materi yang memadai dari hasil karyanya.  

Tidak selamanya bekerja itu sama dengan berkarya, dan tidak selamanya karya masterpiece itu dihargai dengan materi.  Namun, saya menilai keduanya baik bekerja dan berkarya tidak bisa dipisahkan. Satu hal lagi, karena dalam prosesnya ada pembelajaran, maka menurut pandangan saya baik belajar, bekerja, dan berkarya itu tidak bisa dipisahkan atau berjalan sendiri.  Ketiganya sejatinya berjalan beriringan, layaknya three in one.  Ketiganya adalah sebab hadirnya sebuah produktivitas.  Setuju ngga?...

Sentuhan Bermakna untuk Produktivitas: Warna-Nada-Benda Mungil Fungsional

Nah, secara teknis ketika bekerja ataupun berkarya, saya banyak berada di belakang meja. Terutama untuk finishing pekerjaan dan karya.  Baik itu untuk pekerjaan kantor, berkreasi untuk urusan domestik, maupun berkarya di blog.  Oh ya, terkadang saya juga membuat puisi lho. 

Duduk membaca, menghitung, dan menulis memang adalah rentetan kegiatan yang selalu harus saya jalani.  Walaupun, terkadang saya juga memotret dan mengunjungi tempat-tempat di luar maupun dalam kota ketika bertugas. Ke lapangan bagi saya adalah mengumpulkan bahan.  Lalu semua akan diramu di belakang meja.

Karena itu, meja kerja adalah tempat yang intim bagi saya.  Hari-hari saya banyak dihabiskan di meja kerja, terutama meja kerja di kantor.  Saya suka meja yang rapi.  Oya, merupakan kebiasaan saya untuk merapikan meja sebelum dan sesudah kerja. Di rumah, saya tidak punya meja kerja sendiri, hanya menumpang di meja kerja suami.  

Sumber Gambar: Casio Calculator Indonesia

Saya termasuk orang yang bisa bekerja di mana saja.  Bahkan untuk menulis, saya bisa melakukannya sambil menunggui anak-anak les Bahasa Inggris, atau ketika sengaja cari tempat dengan Wifi gratis di mana saja.  Di rumah, saya bekerja di meja yang berpindah-pindah. Kadang di meja kerja suami, kadang di atas tempat tidur, kadang di lantai sambil menemani anak-anak belajar, membaca, atau bermain.  Saya tipe yang sangat fleksibel untuk urusan ini. 

Untuk bisa punya mood bagus dan bekerja produktif, saya butuh tiga sentuhan kecil. Warna, nada, dan benda mungil fungsional.  Meja kerja saya di kantor selalu diwarnai oleh bunga-bunga.  Walaupun cuma bunga plastik, tapi harus ada! Begitupun ketika bekerja di rumah, saya dekatkan bunga-bunga berwarna supaya ada spektrum warna di sekeliling saya.  

Entah kenapa, tanpa disadari nuansa warna yang muncul di area meja kerja saya itu adalah warna ungu.  Salah seorang atasan saya sempat bergurau, “Wah Novi ini harusnya dipindah ke Tanah Grogot, Kalimantan Timur.  Di sana kotanya serba ungu. Cocok kamu di sana.” Tanpa disengaja beliau sering mendapati saya menggunakan aksesori nuansa ungu, pakaian olahraga warna ungu, tas nuansa ungu dan pernak pernik lainnya serba ungu. 

Stylish Calculator warna ungu ini selalu menemani saya belajar, bekerja, dan berkarya

Saya dan rekan kerja lalu tertawa. Rupanya, di Provinsi Kalimantan Timur ada sebuah kabupaten bernama Kabupaten Passer yang ibukotanya adalah Tanah Grogot.  Di Tanah Grogot, nuansa ungu sangat kental.  Semua bangunan, menara, jembatan, hingga trotoar semuanya dicat ungu.  

Selain warna, saya butuh nada saat bekerja dan berkarya.  Musik itu harus.  Alunan musik membuat saya jadi lebih konsentrasi dan bersemangat.  Terlebih lagi jika saya sedang menyusun kerangka atau konsep, banyak berpikir, nah itu saya butuh musik banget.  Di tengah kerja, saya pun suka bersenandung mengikuti irama.  

Yang tidak kalah penting untuk teman produktif adalah benda kecil yang fungsional di meja kerja.  Nah ini harus ada!  Dia adalah kalkulator, note mini, dan pernak pernik yang membantu memudahkan pekerjaan. Kalkulator itu harus banget! Pekerjaan saya sehari-hari di penjualan komoditi dan laporan sudah pasti butuh hitung hitungan. 

Dulu-dulu sih kalkulator saya warna abu abu hitam seperti pada umumnya kalkulator.  Tetapi, sejak munculnya “Colorful Calculator”  dari Casio yang semarak warna itu, saya jadi tergoda untuk memiliki kalkulator ungu yang cantik.  "CASIO My Style"  ungu ini saya bawa-bawa juga di dalam tas.  Soalnya mungil dan ringan. 

Pilihan warna yang bisa dipilih dari serial Colorful Calculator Casio My Style
Sumber Gambar: Casio Calculator Indonesia

Memang "CASIO My Style" ini dirancang khusus dengan warna yang menarik dan bentuk yang nyaman di tangan penggunanya.  Kalau diperhatikan, tulisan pada keyboardnya berbeda dengan kalkulator pada umumnya yang biasanya sangat formal.  "CASIO My Style" lebih terkesan informal. Ceria, segar, dan stylish lah gitu.  “Colorful Calculator”  ini mudah dibawa dan cocok digunakan kapan saja di mana saja kita bekerja. Bikin suasana hati segar dan semangat.

Menurut saya, produk “Colorful Calculator” ini sangat mencerminkan kredo perusahaan Casio yaitu kreativitas dan kontribusi.  Komitmen perusahaan ini untuk berkontribusi pada masyarakat dengan menawarkan produk asli dan bermanfaat yang khas Casio bisa kita rasakan di kehadiran "CASIO My Style".  

Colorful Calculator ini secara inovatif membantu pengguna dalam kehidupan sehari-hari untuk terus maju.  Selain itu keberadaannya membawa suka cita bagi kita untuk menciptakan budaya baru yang lebih semangat dan berkualitas, walau hanya dalam proses kerja. Itu sih yang saya rasakan.

Ketiga sentuhan kecil itu (warna, nada, benda kecil fungsional) tidak boleh ada yang kurang salah satu setiap saat saya bekerja.  Luput salah satu, pasti akan terasa ada yang hilang dan membuat kerja kurang semangat deh.  Harus ada warna, nada, dan benda kecil fungsional di meja kerja saya setiap dibutuhkan. Mereka bertiga ini membuat saya lebih terkondisi secara perasaan dan mental untuk menyelesaikan semua pekerjaan saya sesuai waktunya. Terkondisi untuk lebih produktif.

Malah, kalau sedang memikirkan konsep tulisan di blog sambil duduk di depan laptop, saya sering memandangi bunga-bunga warna warni atau gambar-gambar dari Pexel yang beraneka rupa warna untuk menemukan ide.  Tentunya sambil mendengarkan alunan musik, atau lagu kesayangan. 

Ya memang, sudah selayaknya kita juga tidak melewatkan hal-hal kecil yang ternyata berdampak besar pada proses kerja kita. Ya kan?... Sentuhan kecil yang dapat membangkitkaan mood serta gairah kerja sehingga melambungkan produktivitas, menurut saya harus tetap dijaga.  Setuju?  ….. Saya yakin Anda juga punya sentuhan tersendiri. Nah selamat melambungkan produktivitas ya rekans, sukses selalu ya…..(Opi)  

5 komentar

  1. bentuknya bagus ya bikin giat melakukan pekerjaannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba bentuknya luwes jadi nyenengin liat dan megangnya.... hehehe

      Hapus
  2. banyak pilihan warnanya ya mbak
    jadi gak bosen pas digunakan

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya pilihan warnanya bisa dipilih sesuai dengan kepribadian kita.

      Hapus
  3. Unguuu yang unyu-unyu. Cakeuuup warna kalkulatornya :)

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel ini. Silakan tinggalkan jejak di komentar dengan bahasa yang sopan. Mohon tidak meninggalkan link hidup. Terima kasih.