Manajemen Risiko Mampu Menciptakan Nilai?


"Mengawinkan Manajemen Risiko dengan proses bisnis di Indonesia kini masih merupakan tantangan tersendiri. Para pakar dan praktisi kerap merasakan posisi manajemen risiko bagaikan “makhluk asing” yang terpisah dari proses organisasional lainnya. Nampaknya, selama proses integrasi manajemen risiko ke dalam rangkaian proses bisnis masih tersendat, selama itu pula tujuan manajemen risiko untuk menciptakan dan melindungi nilai semakin sulit dicapai."

Oleh karena itu, para leader dan praktisi  seharusnya memiliki kemampuan yang cukup dalam mengelola risiko. Memahami pedoman pengelolaan risiko, yang saat ini berbasis pada ISO 31000:2018 berikut updatenya, merupakan bagian penting.  Sama pentingnya dengan kepedulian dan kesadaran terhadap pengelolaan risiko. Untuk itulah buku Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000:2018- Panduan untuk Risk Leaders dan Risk Practitioners hadir.  


Saya merasa perlu untuk mengulasnya dalam artikel #ulasanbuku  karena telah merasakan manfaat nyata dari buku ini.  Sebagai Risk Compliance Officer di Kantor Pusat sebuah BUMN, pekerjaan saya antara lain melakukan Risk Assessment sangat terbantu dengan panduan buku ini.   Ditulis oleh para begawan yang telah malang melintang di bidang Tata Kelola Perusahaan dan Manajemen Risiko berikut sertifikasinya, kualitas buku kuning ini tidak perlu diragukan lagi. 

Patut salut terhadap upaya para penulis buku yaitu Bapak Leo J Susilo dan Victor Riwu Kaho dalam menyajikan tutorial lengkap untuk para leaders dan praktisi di bidang Manajemen Risiko. Selain memberikan panduan, para penulis buku ini juga membuka cakrawala pembaca tentang realitas penerapan Manajemen Risiko di bisnis internasional, terutama perihal integrasi Manajemen Risiko ke dalam proses bisnis. 

Buku ini menggarisbawahi perihal manajemen risiko bertujuan untuk menciptakan dan melindungi nilai, membantu mencapai bahkan melampaui sasaran, dan meningkatkan kinerja organisasi.  Bila hal ini tidak terjadi pada organiasi yang telah menerapkan manajemen risiko, artinya ada yang salah dengan penerapan tersebut. 



Seperti kebanyakan yang terjadi, kemungkinan besar penyebabnya adalah belum terintegrasinya manajemen risiko ke dalam seluruh proses bisnis organisasi. Silo-silo atau kotak-kotak yang terpisah dalam bekerja membuat manajemen risiko hanya sekedar catatan tentang sederet daftar risiko yang belum tentu ditangani dengan benar. 

Dibagi menjadi 6 Bab, buku ini didahului oleh Prolog dan diakhiri oleh Epilog.  Prolog buku mengambil tajuk “Bila Manajemen Berisiko”.   Manajemen yang berisiko terjadi apabila jajaran manajemen tidak memahami apa yang dapat menyebabkan kegagalan dalam pencapaian sasaran organisasi, dan peluang apa yang dapat mempercepat melampaui sasaran. Kalau sudah begini, bagaimana manajemen dapat mengelola risiko dengan tepat? Ini sungguh menjadi “Manajemen Berisiko”.  

Prolog buku ini juga memaparkan peristiwa-peristiwa berisiko tinggi  yang pernah terjadi di dunia, serta mengambil pelajaran darinya.  Persiapan, perencanaan, dan pengelolaan yang baik adalah kunci. Jangan pernah menabung faktor risiko hingga mewujud jadi bencana. Apalagi merendahkan agenda politik sebagai penyebab risiko. Arogansi individu dan organisasi seringkali menjadi penyebab risiko yang lebih besar daripada yang pernah diduga.  


Isi utama buku ini adalah panduan melakukan manajemen risiko dalam organisasi berbasis ISO 31000. Bagi organisasi yang pernah menerapkan manajemen risiko dengan standar lain dan ingin beralih ke ISO 31000, disarankan untuk melakukan adaptasi dan penyesuaian seperlunya sehingga penerapan manajemen risiko dapat berlangsung dengan efisien, efektif, dan konsisten.  

Bab 1 hingga 6  membahas pemahaman risiko berikut ruang lingkupnya hingga prinsip-kerangka kerja-proses manajemen risiko berbasis ISO 31000:2018. Termasuk juga penjelasan atas perubahan-perubahan yang ada dibandingkan dengan ISO31000 versi tahun sebelumnya (2013).  



Pada bab-bab tersebut, disajikan apa saja lingkup penerapan Manajemen Risiko dan bagaimana cara memahami risiko.  Prinsip-Kerangka Kerja-Proses Manajemen Risiko diurai secara detil pada bab 4 sampai dengan 6.  

Khusus di bagian Epilog, sebuah bahasan tentang “Menciptakan Nilai” serta uraian Studi Kasus di POLARIS dan LEGO Group disajikan. Ini memberikan paparan bagaimana praktek manajemen risiko perusahaan kelas dunia mampu menciptakan dan melindungi nilai. Keduanya menjadi contoh nyata dalam integrasi manajemen risiko ke dalam proses bisnis sehingga mampu mencapai sasaran perusahaan. 

Menciptakan dan Melindungi Nilai 


Studi Kasus POLARIS 


Studi pada kasus ini menunjukkan bagaimana manajemen risiko diintegrasikan pada manajemen proyek.  Proyek Polaris adalah proyek kapal selam yang mampu melontarkan peluru kendali tanpa harus muncul ke permukaan laut.  Proyek ini muncul sebagai upaya Amerika Serikat (AS) untuk menyiapkan serangan balasan kepada Uni Sofyet (US) pasca peluncuran satelit Sputnik I dan II di tahun 1957.  

Mengapa AS berusaha melakukan serangan balasan dengan cara membuat kapal selam ini?  Selain karena merasa terhina, Pemerintah AS juga khawatir apabila US sudah mampu menempatkan satelit di angkasa, maka mereka dengan mudah mampu memantau tanpa hambatan seluruh lokasi strategis persenjataan AS. Ini sangat berbahaya bagi AS.  



AS memperkirakan bahwa dari aspek teknologi, US memerlukan waktu sekitar 5 tahun untuk menempatkan rudal nuklir di angkasa.  Jadi, AS memilki tenggat waktu relatif sempit untuk mengembangkan teknologi dari nol hingga Polaris berhasil dibuat.  

AS menerapkan Manajemen Risiko dalam seluruh tahapan mulai dari awal hingga akhir pelaksanaan Proyek Polaris ini.  Seluruhnya berbasis risiko.  Perencanaan disusun mulai dari metodologi, budget, schedule, hingga peta risikonya.  Identifikasi risiko dilakukan dengan review semua dokumen terkait proyek.  Analisi risiko dilakukan baik secara kualitatif maupun kuantitatif.  

Perlakukan risiko dalam proyek Polaris dibagi dua, yaitu perlakuan terhadap risiko positif dan perlakuan terhadap risiko negatif seuai dengan nilai EMV (Expected Monetary Value) yang diperoleh.  


Untuk risiko positif, perlakuan terhadap risiko kemungkinannya adalah : eksploitasi, ditingkatkan, berbagi, atau diterima.  Sedangkan untuk risiko negatif maka kemungkinan terhadap perlakuannya adalah hindari, mitigasi, transfer, atau diterima.  

Bagaimana hasil yang dicapai proyek Polaris dengan integrasi manajemen risiko ke dalam manajemen proyek?  Ternyata, waktu penyelesaian proyek tiga tahun lebih cepat dari jadwal yang ditetapkan.  Selain itu juga ditemukan teknik dan metode baru sebagai solusi dari berbagai macam risiko yang teridentifikasi.  Misalnya, ditemukan teknik baru pengelolaan manajemen proyek, hulu ledak yang kompak dan dapat diintegrasikan ke sistem rudal  yang ada, serta pelindung panas untuk hulu ledak nuklir.  Kesemuanya ini menunjukkan penciptaan nilai yang baru.  


Pelajaran yang dapat ditarik dari Proyek Polaris adalah, dengan menerapkan manajemen risiko yang diintegrasikan ke dalam proses pelaksanaan proyek maka kesamaan bahasa dan pehamanan terhadap sasaran proyek dapat diperoleh.  Sehingga, apabila diperlukan perubahan atau pemutakhiran, dapat lebih mudah dilakukan .  Risiko-risiko pun dapat diidentifikasi dengan cepat, sehingga risiko negatif dapat ditangani lebih dini.  Sementara, risiko positif dapat dimanfaatkan segera untuk melampai sasaran.  Semua risiko mampu diukur dan dicarikan solusi yang paling tepat.  

Studi Kasus LEGO 


Contoh kasus bahwa manajemen risiko yang diintegrasikan pada proses bisnis akan mampu menciptakan nilai, ditunjukkan pada LEGO Group.  LEGO Group adalah perusahaan mainan balok susun yang didirikan tahun 1932 di Denmark oleh Ole Kirk Kristiansen. Perusahaan mainan ini terus berkembang dan makin cemerlamng saat ini.

Dalam studi kasus ini, manajemen risiko diintegrasikan pada manajemen strategis sehingga membuat LEGO mampu tumbuh jauh di atas pertumbuhan pasar.  Walaupun ini bukan semata-mata karena kontribusi manajemen risiko semata, namun para CEO LEGO meyakini manajemen risiko berkontribusi dalam penciptaan nilai.  



Kisah serunya, silakan langsung dibaca ya di buku kuning setebal 360 halaman ini.  Dijamin akan memperluas wawasan dan memberikan impak yang positif.  Yuk…cuuuzzzz belajar Manajemen Risiko. (Opi) 

Informasi Buku 
Judul buku :  Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000: 2018, Panduan untuk Risk Leader dan Risk Practitioners 
Penulis :  Leo J Susilo dan Victor Riwu Kaho 
ISBN: 978-602-05-1234-1
Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo) Jakarta 2018
Tebal buku : xxiv +360 hlm. 
Dimensi 15 x 2,3  x 23 cm 
Harga Rp 95.000,-


2 komentar

Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel ini. Silakan tinggalkan jejak di komentar dengan bahasa yang sopan. Mohon tidak meninggalkan link hidup. Terima kasih.