Pengalaman Memanjakan Lidah dengan Pempek Morrie


Kompor baru saja dimatikan. Lima lenjer Pempek Morrie sedang ditiriskan. Wajan panas masih nangkring di atas kompor. Belum sempat saya menyelesaikan mengiris timun sebagai pelengkap hidangan, sosok yang sangat akrab sudah mencomot pempek yang masih panas. Siapa lagi kalau bukan pak suami yang sudah tak sabar menyantap makanan tradisi Wong Kito Galo.  

Sebagai peranakan Bumi Sriwijaya, suami saya penggemar berat pempek, tekwan, tempoyak dan sejenisnya yang merupakan kuliner asal sekitar Sungai Musi. Selama ini, pempek-tekwan-tempoyak terbaik baginya adalah buatan ibu dan adiknya sendiri, yang kini berdomisili di Lampung. Kalau yang lain, baginya biasa saja. Sampai merasakan Pempek Morrie, lidahnya bagai dimanjakan dan diingatkan kembali oleh pempek buatan keluarganya.

“Masih panas itu Ayah, tunggu dulu,” ucap saya sambil menghalangi tangannya mencomot pempek lagi.  Pak suami nyengir lebar sambil menyelamatkan comotannya, hap dikunyah dengan nikmat tanpa cuko. “Enak ini soalnya,” katanya.  Saya menggeleng-geleng, sembari membatin,”Enak atau lapar?” Hihihihi….

Pempek yang dicomotnya itu adalah kedua kalinya pesanan kami.  Sepekan sebelumnya, kami juga memesan Pempek Morrie dan menikmatinya sekeluarga.  Rasanya memang enak, dan seluruh anggota keluarga menyukainya.  Jadi, sekali pesan langsung habis. 

Jarang-jarang sih kami bisa mendapatkan pempek yang rasanya pas untuk seluruh keluarga (saya, suami dan kedua anak kami yang beranjak remaja).  Biasanya, enak bagi saya tapi biasa saja bagi ayahnya, lalu anak-anak ngga doyan.  Tapi kalau anak-anak doyan, biasanya ayah ibunya juga suka.  


Anak kami yang bungsu punya tabiat makan pempek yang cukup unik.  Ia suka makan pempek tanpa cuko, digado saja seperti makan lauk. Persis ayahnya.  Sementara saya lebih suka makan pempek dengan hidangan lengkap.  Pakai mie, irisan timun, dan cuko yang banyak. Hehehe.

Layaknya Wong Kito Galo, kami biasa makan pempek untuk sarapan maupun camilan.  Favorit keluarga kami adalah lenjer. Keluarga pak suami di Lampung juga lebih sering membuat pempek berbentuk lenjer dibandingkan bentuk lain (adaan yang bulat-bulat, kapal selam yang berisi telur, atau kulit dan tahu). Dua kali order Pempek Morrie, kami selalu pesan lenjer. 

Berkenalan dengan Pempek Morrie

Awalnya, adalah Ediya Moralia yang akrab disapa Bang Mor, teman lama yang menawarkan Pempek Morrie pada saya. Belasan tahun yang lalu saya dan Bang Mor pernah sama-sama bekerja sebagai jurnalis cetak. Bang Mor juga menawarkannya di group WA alumni jurnalis, setelah sebelumnya juga memperkenalkan produk kue Klappertaart dan pia kukus.  

Saya juga sudah pernah mencoba Klappertaart Bang Mor untuk acara keluarga di akhir pekan. Memang saya ini termasuk tipe ibu yang jarang masak atau buat-buat kue. Selain karena rasanya belum tentu disukai, membuat satu macam masakan saja saya bisa habis waktu seharian. Kurang terampil di dapur.

Sadar diri bahwa skill memasak saya jauh di bawah rata-rata, jadilah saya memesan makanan kepada teman yang punya usaha kuliner atau tetangga yang pandai memasak, untuk dikonsumsi keluarga. Waktu lebih saya gunakan untuk mengasah skill saya yang lain, menulis tentunya. 

Rasa Asli yang Natural 

Meski baru rilis pada 8 September 2021, pempek ini langsung mendapat tempat di hati penyuka jajanan enak untuk memanjakan lidahnya.  Mereka tak hanya berada di Jabodetabek saja,  tetapi juga bermukim di Bandung,  Cirebon,  Yogyakarta. Kebumen,  Semarang, Surabaya, Medan, bahkan Makassar. Pelanggan bang Mor ini semuanya teman-teman dan kerabat.  Konsumen awal. Asik juga nih pempek baru dibuat sudah terbang ke berbagai kota di Indonesia.

Apa sih bedanya Pempek Morrie dengan pempek lainnya? Sekilas sih mirip aja dengan pempek berkualitas lainnya.  Tapi kalau disantap dengan penuh hikmat,  baru deh terasa kalau Pempek Morrie ini lebih enak. 

Enaknya seperti apa? Wah,  ini susah diungkapkan dengan kata-kata.  Baiklah akan saya coba mendeskripsikannya ya. Walau untuk membuktikannya, harus merasakan sendiri deh.

Waktu mencicipi Pempek Morrie, saya dan keluarga langsung suka karena perpaduan rasanya pas.  Teksturnya kenyal lembut pas, tidak terlalu keras atau lembek setelah digoreng. Rasa gurih ikannya juga pas, tidak terlalu tajam atau berbau amis. Rasanya memang seperti pempek enak lainnya yang tidak ditambahi macam-macam.  Asli natural rasa gurih dari ikan. Sungguh memanjakan lidah.  Mengingatkan kami pada pempek buatan keluarga di Pulau Andalas.

Cuko pempek Morrie ini yang istimewa, tidak seperti kebanyakan cuko lainnya.  Cukonya tidak terlalu encer juga tidak terlalu kental.  Aromanya khas ebi, cukup tajam.  Rasa cuko relatif tidak terlalu manis, cenderung pedas bagi lidah kebanyakan konsumen Metropolitan sih kalau menurut saya.  Tapi untuk keluarga kami yang suka pedas, mantaplah. 

Bang Mor sudah mengurangi level pedasnya supaya bisa diterima oleh kebanyakan orang. Ini evaluasi setelah awal pengiriman muncul perdebatan tentang cuko di kalangan pemesan.  Gercep dan responsif nih mendengar masukan pelanggan.

Kemasan/Packaging Vakum 

Pempek Morrie dikemas vakum untuk menjaga kualitas produk.  Berdasarkan uji coba, Pempek Morrie yang telah dikemas vakum dapat bertahan selama sekitar 4 hari dalam perjalanan ekspedisi untuk tetap dalam kondisi baik.  Produksi dilakukan di Way Halim, Lampung dan langsung dikirim ke pembeli di berbagai kota di Indonesia.

Pada pengiriman ke Maluku tempo hari, produk tetap dalam keadaan baik setelah 4 hari dalam perjalanan.  Pengiriman ke Makassar juga pernah dilakukan dan memakan waktu dua hari.  

“Karena ini utk dijual jarak jauh, begitu selesai dibuat langsung didinginkan di suhu ruang,  langsung divakum dan masuk freezer.  Jadi bisa tahan lama, “tutur Bang Mor.  

Bahkan Bang Mor menceritakan saat pengiriman ke Kebumen ada permasalahan dengan ekspedisi dikarenakan label alamatnya terlepas sehingga pengiriman terhambat.  Produk diterima pembeli di hari kelima. Bang Mor pun meminta si pembeli untuk tidak mengkonsumsinya karena kuatir sudah tidak bagus.  Namun, si pembeli justru melaporkan bahwa produk dalam keadaan baik dan ia pun mengkonsumsinya.  Bahkan, si pembeli mengirim video saat menikmati pempek tersebut kepada Bang Mor.   

Cara Penyimpanan dan Penyiapan 

Pempek Morrie yang dikemas vakum bisa bertahan tiga bulan di freezer,  dan sebulan di kulkas biasa, masih baik untuk dikonsumsi.  Namun disarankan tidak menyimpannya selama itu. 

Bila penyimpanan dilakukan di kulkas biasa, pempek cukup diangin sebentar di suhu ruang sebelum digoreng.  Apabila penyimpanan di freezer, Pempek Morrie frozen yg dikemas dalam plastik vakum dikeluarkan lebih dulu. Cukup sekitar 5 menit melakukan proses defrost di microwave,  Pempek Morrie pun siap digoreng.  Gorengnya santai aja ya,  cukup gunakan api kecil atau api sedang aja.  Ini agar matangnya rata,  dan warna Pempek Morrienya tetap terang benderang... 

Varian Beragam 

Difokuskan untuk konsumsi keluarga, Pempek Morrie hadir dalam 6 varian paket yaitu paket A,B,C,D, E, dan F. 


Paket A terdiri dari 7 kapal selam, 7 adaan, dan 7 lenjer kecil

Paket B terdiri dari 5 kapal selam, 5 adaan, 5 lenjer dan 5 kulit (semua potongan kecil)

Paket C terdiri dari 5 kapal selam besar

Paket D terdiri dari 5 lenjer besar

Paket E terdiri dari 20 adaan kecil 

Paket F terdiri dari 20 kulit kecil

Jenis varian ini dibuat dengan memperhatikan kesukaan orang saat mengonsumsi pempek.  Ada yang seperti keluarga saya, sukanya lenjer saja.  Maka bisa pilih paket lenjer saja.  Ada yang suka paket lengkap, bisa pilih paket A.  Untuk pemesanan di luar paket bisa dibicarakan dengan Bang Mor apalagi untuk partai besar, asalkan tidak mendadak.  

Pempek Morrie menghadirkan paket khusus untuk penggemar Pempek Adaan dan Pempek Kulit.  Tiap paket berisi masing-masing 20 pempek ukuran kecil.  Plus 200 ml cuko yang tidak terlalu pedas.

Kedua jenis Pempek Morrie ini (Adaan dan Kulit) masuk kategori 'juara'.  Pempek adaan yg padat dan kenyal ini sangat harum karena ada campuran bawang Bombay di dalamnya.  Aromanya begitu menggugah selera. 

Sedangkan pempek kulit yang terbuat dari kulit ikan tenggiri ini,  terasa renyah saat digigit bagian luarnya dan kenyal saat dikunyah.  Kedua jenis pempek ini akan terasa sangat istimewa di mulut karena berpadu dengan cuko yg terbuat dari gula batok asal Lubuk Linggau, Sumatera Selatan.

Harga Bersahabat Plus Gratis Ongkir

Harga Pempek Morrie cukup bersahabat.  Setara dengan rasanya.  Semua dipatok satu harga yaitu Rp 115.000,- per paket.  Ini paket gratis ongkos kirim, khusus untuk pengiriman ke Jabodetabek, Cilegon, Serang, Cikarang, Cimahi, Bandung, Cirebon, Tasikmalaya, Purwokerto, Yogyakarta, Magelang, Solo, Semarang, Ngawi, Sidoarjo, Jember, Madiun, Kediri, Surabaya, Malang, dan Banyuwangi.

Gratis ongkir ini juga berlaku untuk sejumlah kota besar di luar Jawa,  namun 'syarat dan ketentuan' berlaku ya. Terutama untuk kota besar di luar Jawa yang ternyata tidak terjangkau oleh ekspedisi, maka Bang Mor tidak dapat memberikan gratis ongkir.  

“Kita ingin berikan yang terbaik bagi konsumen, jadi kami inginkan gratis ongkir juga tapi produknya sampai dalam keadaan baik untuk dikonsumsi,” ujar Bang Mor pada saya ketika ditanya perihal gratis ongkir ini.  

Order yang masuk sebelum pukul 17.00 akan langsung diproses untuk pengiriman hari berikutnya.   Sedangkan untuk Jabodetabek bila pemesanan di bawah jam 8 pagi maka pesanan bisa dikirim di hari yang sama.  

No Worrie with Pempek Morrie : Dalam Tahap Pengurusan Ijin PIRT

Memasuki bukan kedua pemasaran Pempek Morrie dan animo pembeli yang cukup baik, Bang Mor kini tengah mengurus Ijin Produksi Industri Rumah Tangga (PIRT) ke Dinas Kesehatan setempat.  Sehingga, tak lama lagi nomor ijin PIRT akan tercantum di label Pempek Morrie yang akan memperkuat kepercayaan pembeli.   Jadi, don’t worrie, meskipun saat ini belum tercantum nomor PIRT, namun Pempek Morrie diproses dengan standar UMKM yang telah dipelajari Bang Mor sebelumnya.  

Keunggulan Pempek Morrie 

Selain rasa yang enak, harga setara, gratis ongkir, kemasan mudah simpan, tanpa MSG dan pengawet, varian beragam, serta halal karena dibuat oleh keluarga Muslim, pempek Morrie diproduksi dengan sistem pemesanan (Purchase Order).  Ini memungkinkan hasil produksi selalu baru dan segar.  Jadi, pempek diproduksi sesuai jumlah PO, tidak berlebihan. Inilah yang membedakan dengan pempek pada umumnya yang dibuat sekaligus banyak lalu dipasarkan. 

Filosofi Pempek Morrie: Untung dan Ridho

Bang Mor bercerita pada saya tentang bagaimana Pempek Morrie bisa hadir di tangan konsumen.  Awalnya, ada teman Bang Mor yang bernama Rieke minta tolong Bang Mor untuk memasarkan pempek buatan tantenya yang lama tinggal di Palembang.  Rieke terkesan karena Bang Mor lebih dulu sukses memasarkan klappertaart dan pia kukus.

Dari sana, tercetuslah nama Pempek Morrie, singkatan dari Moralia dan Rieke.  

Tes pasar tes kecil-kecilan untuk rilis Pempek Morrie pun dilakukan. Responnya cukup bagus.  Maka dicobalah bisnis pempek ini.  Namun saat itu sang tante ternyata belum siap karena ada urusan keluarga yang masih harus diselesaikan.  “Akhirnya resepnya dikasih ke saya dan saya coba membuat pempek dengan resep itu, ternyata jadinya enak. Enak banget,” cerita Bang Mor.  

Bang Mor menghadapi kendala karena untuk membuat pempek dari 1 kg ikan ia butuh waktu 4,5 jam lantaran belum berpengalaman. Tentunya ini tidak worthed.  Maka, diputuskan untuk mencari tenaga yang bisa membuat pempek.  Sayangnya tidak ketemu yang pas di Jakarta karena biaya SDM yang diajukan terlalu tinggi bagi Bang Mor.  


Kemudian atas izin Nya, bertemulah dengan pembuat pempek yang tinggal di Lampung.  Terjadi perbincangan sepakat untuk bekerjasama.  Namun inipun harus menunggu, karena perempuan mualaf pembuat pempek itu sempat terpapar Covid-19. Tentunya belum bisa mulai membuat pempek.   Setelah sehat, dicobalah dibuat pempek dan rasanya sama dengan pempek buatan tantenya Rieke. “Bismillah jalan lah bisnis kita,”ujar Bang Mor.   

Kenapa dipilih produksi di Way Halim, Lampung? Ini dengan pertimbangan ketersediaan bahan baku yaitu ikan tenggiri berlimpah dan memadai di sana ketimbang Jakarta.    Begitu pula ongkos kirim gula batok untuk cuko dari Lubuk Linggau ke Way Halim, Lampung lebih efisien daripada ke Jakarta.  

Respon awal pembeli dari produksi pertama di awal September 2021, sangat bagus. Perdebatan konsumen hanya terjadi pada cukonya yang menurut sebagian besar orang terlalu pedas.  Cabai Sumatera dan Cabai Jawa memang berbeda ya, lebih pedas Cabai Sumatera ternyata.

“Pujian memang banyak datang tentang cukonya. Pempeknya ya relatif sama dengan pempek enak lainnya, tapi cukonya memang istimewa.  Ini karena gulanya gula batok yang dikirim langsung dari Lubuk Linggau, Sumatera Selatan,” ujar Bang Mor 


Dalam bisnis ini Bang Mor berpegang pada filosofi “Untung dan Ridho”.  Tujuan berbisnis tentunya mencari keuntungan untuk kehidupan. Namun bukan sekedar untung, tapi juga meraih ridho dari Yang Maha Memberi rejeki.  

“Usaha pempek ini untuk untung dan dapat ridho dari Allah.  Untung buat penjual. Untung juga buat pembeli karena puas serta tidak dirugikan.  Ujungnya diridhoi Allah,”  pungkas Bang Mor.   

Pesan Pempek Morrie di Mana?

Saat ini Pempek Morrie dapat dipesan di reseller-resellernya. Untuk pemesanan pertama bisa langsung menghubungi Ediya Moralia di nomor HP 085737332888. Selanjutnya akan diinfokan reseller yang menanganinya.   

Atau bisa juga pemesanan melalui online lho.  Caranya klik tautan  https://pempekmorrie.mygostore.com/ lalu unduh sejenak.  Otomatis aplikasi Toko Pempek Morrie akan tersimpan di layar ponsel Anda. 



Jadi jika ingin membeli Pempek Morrie,  Anda tinggal klik beberapa tombol yg ada di aplikasi ini.  Anda bebas menentukan akan bayar dengan dompet digital apa,  dan juga bebas menentukan kurir yg akan mengantar Pempek Morrie ke haribaan Anda.  Happy khan? 

Selamat memanjakan lidah dengan Pempek Morrie, dan rasakan pengalaman kuliner terbaik dari bahan terbaik Pulau Andalas.  (Opi) 

2 komentar

  1. Sebagai pecinta pempek, ngeliat bentuknya aja, aku udah yakiiiiiin ini enaaak mbaaa 😄❤️❤️❤️.

    Apalagi pas baca cukonya pedaaas, beuuugh bakal sesuai lah ini Ama seleraku. Aku memang lebih suka cuko yg pedaaaaas banget kalo bisa 😄.

    Kalo aku kebiasaan makan pempeknya , digigit sekali, trus cukonya dihirup. Jadi pempek ga direndam Ama kuahnya :D. Rasanya kalo ga menghirup cuko itu ada yg kurang hahahaha.

    Jadi ini masuk ke jenis pempek Lampung yaaa. Segala macam jenis pempek aku doyan sih. Mau pempek Palembang, pempek Jambi, pempek Bangka , ataupun Lampung, sukaaaaa semuaaaa. Cuma sayangnya yg pempek Morrie ini ga jual yg jenis pistel isi pepaya muda ya mba. Agak susaaah memang nemuin pempek pistel. Aku kdg harus pesen dari Palembang langsung

    BalasHapus
    Balasan
    1. hooh ini belum ada yg pistel. agak jarang memang itu mba nemu yg isi pepaya muda kalo di jakarta mah ya. idem aku juga suka cuko nya yang pedes maksimal. hahaha. iya ini model mpek mpek lampung , keliatan yah dari model dan warnanya.

      Hapus

Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel ini. Silakan tinggalkan jejak di komentar dengan bahasa yang sopan. Mohon tidak meninggalkan link hidup. Terima kasih.