Review Buku Our Covid Story: Mungkinkah Covid-19 Melembutkan Hati Kita Semua?

“Saya tidak bisa memastikan yang dirasakan, karena dampak positif Covid, atau karena habis operasi tumor payudara, atau malah keduanya.  Yang pasti, bagaimanapun kondisinya, seberat apapun yang dialami, kita harus percaya bahwa dalam kesulitan ada kemudahan dan pertolongan Tuhan itu sangat dekat.  Namun, jika bersedih, sedihlah, menangislah.  Itu wajar karena kita manusia biasa,” demikian tulis Berlin Fridiary, seorang ibu bekerja yang divonis tumor payudara dan terkonfirmasi positif Covid 19 dua hari sebelum menjalani operasi tumor payudara.  

Pengalaman Berlin menjalani hari-hari yang cukup menegangkan dan menguras energi itu dituangkannya dalam buku Our Covid Story, Kumpulan Kisah Inspiratif Berjibaku Lawan Covid-19-bersama 21 penulis lainnya.  

Buku ini bukan buku biasa, isinya adalah kisah para terdampak Covid-19 dengan latar belakang yang beragam. Seperti sebuah potret, buku ini menyajikan gambaran yang cukup mewakili dari banyak pihak yang terdampak Covid-19 sepanjang tahun 2020-2021.  Mulai dari para tenaga kesehatan, tenaga pendidik (guru dan dosen), ibu rumah tangga, ibu bekerja ranah publik, wakil rakyat, mahasiswa dan pelajar, ASN, serta para birokrat di BUMN.  

Bagaimana buku ini bisa hadir?

Ceritanya bermula dari kejadian di bulan Desember 2020 ketika suami saya terkonfirmasi positif Covid-19 dan dirawat di RS selama 23 hari setelah sebelumnya saya rawat di rumah selama sepekan.  Selama 23 hari itu saya baru merasakan yang namanya ketakutan akan kehilangan suami, sampai mimpi buruk jadi janda dua anak.  Ini ngga lebay loh.  Memang begitulah adanya.  

Wajar sih, karena di bulan-bulan itu kasus Covid-19 sedang tinggi-tingginya.  Vaksinasi belum ada. Angka kematian tinggi. Rumah sakit penuh. Ditambah lagi banyak hal tentang rahasia Virus Novel Corona yang belum dapat disibak di dunia penelitian medis. 

Rasanya tidak bisa lupa ketika ambulan beserta para petugas dengan baju hazmat putih menjemput suami saya tengah malam untuk dibawa ke RS.  Ia dalam kondisi sesak dan alhamdulillah sih masih sadar.  Pada saat melepasnya, seperti ada keraguan apakah masih akan bertemu kembali dalam keadaan sehat, atau sudah terbujur menjadi jasad?


Saat suami pulang ke rumah dalam keadaan sehat seperti sedia kala, saya merasa sangat bersyukur.  Dengan lapang saya menuliskan ceritanya.  Lalu banyak teman dan tetangga minta agar saya berbagi tentang pengalaman merawat pasien Covid hingga mengurus ke RS.  Terbersitlah untuk menuliskannya jadi buku.

Menyadari bahwa pastinya banyak orang yang juga terdampak Covid-19, saya lalu mencetuskan ide penulisan buku antologi ini dan mendapat sambutan yang baik dari Dandelion Publisher.  Mulailah saya merekrut penulis dengan menyebar iklan di media sosial dan formulir kepesertaan. 

Tak disangka, antusiasme cukup baik dari para penulis yang mendaftar. Proses pun berlanjut dengan pengumpulan naskah, editing, lay out, membuat cover hingga cetak dan terbit. 

Our Covid Story ini adalah buku antologi yang ke-9 yang saya tulis. 8 buku lainnya juga berisikan kumpulan kisah inspiratif tentang berbagai tema, mulai dari tema kepenulisan, perempuan, kesehatan mental, hingga parenting.  

Walau agak tersendat oleh kesibukan kantor dan mengurus rumah tangga, saya berbesar hati akhirnya buku Our Covid Story bisa terbit juga.  Mba Dini dan Mba Malica Ahmad selaku founder dan Co Founder Dandelion Publisher sangat kooperatif dan membuat saya bersemangat menyelami dunia kepenulisan dan penerbitan ini.  Jadi seperti saudara dan keluarga. 

“Saya melihat Covid-19 bukan hanya sebagai pandemic tetapi juga sebuah Wake Up Call yang mungkin sudah saatnya didengar oleh dunia, termasuk kita.  Bahwa kita harus kembali memperhatikan lingkungan di sekitar dan apakah yang kita lakukan berpengaruh baik atau buruk untuk dunia sekitar kita?” begitu renungan yang dituliskan Dr Lisa Silvani, di halaman 198 buku Our Covid Story.  Dr Lisa menggeluti anti aging dan pernah menulis buku berjudul Anti Aging for Busy Moms di tahun 2018. 

 

 Baca juga:  REVIEW BUKU ANTI AGING FOR BUSY MOMS


Salah seorang anggota DPR RI yang juga pernah menjadi Tokoh Perempuan Inspiratif KNPI Jawa Barat yaitu Netty Prasetiyani Heryawan, ikut berpartisipasi menulis kisahnya di buku Our Covid Story.  Netty yang juga istri Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mengisahkan bahwa selama menjalani masa isolasi, ia berkontemplasi.  Begini tulisnya di halaman 87: 

“Satu hal yang tak akan terlupakan, saya harus mencuci sendiri baju dan peralatan makan.  Hal itu diwanti-wanti secara khusus oleh dokter kepada asisten saya di rumah.  Alhasil, saya menjadi anak kos selama 26 hari menjalani isolasi.” 

Saya yang membacanya pun geli sendiri membayangkan Bu Netty yang biasanya sibuk di Gedung DPR dan tidak pernah mencuci baju dan piringnya sendiri, tiba-tiba saat terkena Covid-19 harus melakukan itu semua sendiri.  Virus memang tidak kenal jabatan.  Mau wakil rakyat yang jadi ketua fraksi ataupun siapapun ya bisa saja terpapar virus ini.  

Kenapa sih Anda perlu membaca buku ini? 

Saya pribadi mendapatkan banyak hikmah dan wawasan dari membaca kisah-kisah orang dengan latar belakang yang berbeda namun mengalami ujian yang sama yaitu Covid-19.  Rasanya seperti bercakap-cakap akrab dengan dunia luar.  Mereka itu dekat.  Mereka itu merasakan hal yang sama namun varian rasanya bisa bervariasi karena latar belakang yang berbeda.  


Kisah-kisah dalam buku Our Covid Story menjadi catatan yang tersaji untuk menginspirasi, menyuntikkan semangat, sekaligus menajamkan empati.  Ya, kita semua pernah berada di era ini, era pandemic yang seharusnya mengubah kita semua menjadi lebih kuat. 

Untuk Anda yang penasaran lebih lanjut membaca kisah-kisah di buku Our Covid Story, dapat menghubungi saya (untuk pemesanan buku) di email opiardiani@gmail.com. 


Informasi Buku :

Judul Buku :  Our Covid Story, Kumpulan Kisah Inspiratif Berjibaku Lawan Covid-19

Penulis :  Novi Ardiani, dkk

Penerbit :  Dandelion Publisher, April 2021

ISBN :  978-623-6163-60-3

Tebal buku     :  vi+200 halaman 

Dimensi :  14,5 x 20,5 cm

Harga :  Rp 76.000,-

2 komentar

Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel ini. Silakan tinggalkan jejak di komentar dengan bahasa yang sopan. Mohon tidak meninggalkan link hidup. Terima kasih.