Blogging: Self Healing Pembuka Pintu Pembelajaran


“Blogging itu bukan hanya menulis. Kemampuan konseptual, berpikir sistematis, komunikasi, kreativitas, networking dan kolaborasi adalah paduan di dalamnya. Itu sebabnya blogging bisa dipilih sebagai jalan untuk melejitkan potensi diri yang berujung pada produktivitas dan kemaslahatan.  **Opi – 2018 in the middle of continuing learning.

Hobi menulis menuntun saya terjun ke dunia blogging. Aktivitas blogging dimulai tahun 2003, ketika masih berprofesi sebagai jurnalis cetak. Blog gratisan dengan platform blogspot saya fungsikan sebagai wahana menulis ide pemikiran dan opini yang sifatnya lebih personal di luar pekerjaan jurnalistik. Murni untuk menyalurkan hobi menulis. 

Kala itu, saya tidak peduli apakah tulisan di blog dibaca orang atau tidak, bermanfaat bagi orang lain atau tidak. Karena, fungsi blog saat itu hanya menggantikan buku diary yang digunakan sebelum maraknya internet.  Intinya, memang bukan untuk konsumsi publik. Tulisan yang dibaca orang cukuplah tulisan saya yang muncul di koran setiap hari.  Yang di blog?  Tidak pernah berharap dibaca orang!  

14 tahun sudah saya meninggalkan pekerjaan jurnalistik, namun disadari bahwa menulis adalah panggilan jiwa bagi diri. Melalui aktivitas blogging, ini tersalurkan. Sejatinya ada tiga hal positif yang saya rasakan dari ngeblog sehingga ingin tetap melakukannya entah sampai kapan. Lebih dari sekedar menyalurkan hobi menulis. Apa saja itu? Ini dia: 

1. Self Healing 



Ngeblog merupakan self healing yang jitu buat mantan jurnalis seperti saya. Penghiburan yang positif. Ngeblog mengobati kerinduan akan masa dimana tulisan saya dibaca orang setiap koran terbit pagi hari! Saya jadi terpacu untuk kreatif menghasilkan tulisan yang layak dibaca orang di blog. 

Kalau dulu saya harus membuat tulisan yang sejalan dengan pakem media tempat bekerja, sekarang saya bebas menulis di blog sesuai minat.  Apapun.  Kalau sedang senang mengamati perkembangan anak, ya menulislah tentang itu.  Kalau  sedang belajar ilmu baru, ditulis-lah tentang implementasinya.  

Itu yang menyadarkan saya bahwa ngeblog akan menuntun pada satu jalur menulis yang positif.  Saya pelan-pelan belajar di mana bidang keahlian yang akan menjadi nafas dari sebagian besar tulisan yang dipublikasi. Seorang dokter bisa saja menulis blog kesehatan yang sangat kredible karena bidang kelimuan itu dikuasainya dengan baik. Seorang ibu rumah tangga bisa menulis hal-hal bermanfaat tentang parenting versi dirinya.  Semua bisa, asalkan mau.  Saya memilih untuk menjadikan nafas pembelajaran perempuan dalam setiap tulisan di blog.  Konsepnya, catatan pembelajar untuk melejitkan potensi diri melalui proses pembelajaran sepanjang hayat.  

Buat saya, ngeblog jadi obat penyembuh ketika hati sedang keruh karena rumitnya masalah kantor.  Kalau sudah begitu, saya akan menarik nafas panjang dan duduk di depan laptop untuk menulis.  Menggali ide untuk tulisan blog.  Berusaha mengubah energi negatif dari semua permasalahan yang dialami untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. 

Seringnya, ini jadi obat yang manjur.  Walau tidak semua tulisan akan diposting di blog, beberapa kadang tersimpan untuk sekian waktu karena mengandung muatan emosi cukup parah.  Beberapa waktu kemudian, dengan sentuhan editing, bisa jadi tulisan yang layak dipublikasi.  

Misalnya saja ketika saya merasa jenuh di kantor dengan pekerjaan yang monoton, justru menjadi momen untuk menggali passion dan potensi diri. Ujungnya, bisa jadi satu tulisan yang bermanfaat sebagai panduan menemukan passion, bisa dibaca di sini: 4 Kunci Temukan Passion Dalam Hidupmu


2. Menjalani Ranah Produktif dengan Bahagia 



Ngeblog membuat saya yakin untuk menjalani ranah produktif versi sendiri dengan bahagia paripurna.  Iya.  Produktif versi saya adalah menghasilkan sesuatu secara sinambung dan membawa manfaat bagi utamanya keluarga lebih dulu lalu masyarakat. Melalui tes sidik jari di STIFIN Institut saya terdentifikasi sebagai seorang “Intuting Introvert”.  

“Intuiting Introvert” adalah sang penggemar ilmu.  Maka jalan sukses mulianya kalau berbagai ajang ilmu digelutinya. Pencapaiannya melalui menulis buku, atau karya lain yang menuangkan ide. Chemisty atau keinginan terbesarnya adalah kata. Inginnya dihargai ide-idenya sehingga bisa diikuti oleh banyak orang.

Bergerak dari hasil tes psikologi tersebut, saya jadi yakin bahwa kemampuan verbal adalah potensi terbaik. Tertuanglah dengan ngeblog.  Menulis di blog menjadi jalan yang tepat untuk menjadi produktif dengan bahagia karena sesuai dengan potensi dan passion saya.  Kesukaan belajar lalu berbagi, jadi modal untuk nulis.  Kegemaran mengamati dan menuangkannya dalam bentuk versi sendiri, juga jadi bahan tulisan.  Selama ini suami dan keluarga sudah menilai produktivitas saya dari pekerjaan kantor.  Saya bekerja dan menerima gaji. Tetapi sebagai manusia yang bisa dilanda jenuh, ngeblog bisa menyeimbangkan produktivitas di ranah domestik dan publik sambil terus bermimpi serta mewujudkannya pelan-pelan. 

Menulis buku merupakan salah satu mimpi pencapaian yang ingin saya raih. Menerbitkan buku solo yang bermanfaat untuk orang banyak masih jadi mimpi.  Tapi, saya berusaha mewujudkan mimpi itu pelan-pelan.  Caranya, dengan menulis di blog. Saya percaya tahapan ini harus dijalani dengan mantap sehingga bisa menulis buku solo!



3. Membuka Beragam Pintu Peluang Pembelajaran 



Ngeblog ternyata membuka peluang akan hal tak terduga dan tak terpikirkan sebelumnya. Penghasilan tambahan, bertemu dan terimbas dengan orang-orang inspiratif penuh semangat hidup, hanyalah beberapa diantaranya. Itu belum termasuk kesempatan luas untuk belajar lebih banyak hal menakjubkan langsung dari ahlinya! Bagi “Intuiting Introvert” seperti saya, semuanya bagai menemukan harta karun!

Blogging itu bukan melulu soal menulis. Kemampuan konseptual, berpikir sistematis, komunikasi, kreativitas, networking dan kolaborasi adalah paduan di dalamnya. Itu sebabnya blogging bisa dipilih sebagai jalan untuk melejitkan potensi diri yang berujung pada produktivitas dan kemaslahatan.  Nyatanya, ngeblog menuntun saya membuka pintu-pintu peluang baru, termasuk pembelajaran.



Ngeblog membuka jalan saya untuk belajar beragam hal baru.  Mulai dari teknis blog, teknik menulis, fotografi, hingga berjejaring dalam komunitas.  Berkomunitas bukan semata untuk job atau uang saja, tapi lebih ke networking.  Kalau sekedar dapat uang dari job, sifatnya hanya transaksional. Bagi saya, relasional jangka panjang lebih penting.  Membangun jaringan dan menjaga kredibilitas diri sebagai penulis blog, adalah modal untuk survive dalam banyak peluang di era mendatang yang kita tidak tahu akan seperti apa!

Setidaknya tiga sebab itulah yang membuat saya menjalani aktivitas menulis blog dengan bahagia. Walaupun, dari segi pencapaian  DA/PA dan PV masih apalah apalah. Belum ada apa-apanya! Sungguh deh!

Yang jelas, sebagai blogger saya berprinsip untuk menulis hal-hal yang dikuasai dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Itu sebabnya, perlu seleksi ketat apakah event blogger yang diikuti betul-betul sesuai dengan niche blog.  Pandai-pandai belajar membedakan mana yang cuma keinginan penulis dan mana yang kebutuhan pembaca.  

Semua ini Insha Allah dapat saya kembangkan sebagai modal untuk menjadi penulis buku yang berkualitas. Iya dong! Salam semangat!! (Opi) 

4 komentar

  1. mmg ngeblog tu banyak sekali manfaatnya ya mbak...termasuk juga self healing.aku juga merasakannya.......

    BalasHapus
  2. Kalau punya modal pernah jadi jurnalis itu ngeblog jadi lebih mudah nggak sih?

    BalasHapus
  3. Bener banget. Seorang Blogger dituntut untuk menguasai banyak hal, nggak cuma nulis, tapi juga fotografi ,desain, video dan lainnya. Kompleks.

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel ini. Silakan tinggalkan jejak di komentar dengan bahasa yang sopan. Mohon tidak meninggalkan link hidup. Terima kasih.